Pages

Wednesday, November 11, 2009

Kecil Buat Mereka, Berarti Besar Buatku

Yak..masa-masa memasuki ”neraka”..(kata orang – orang sih begituuu..dan aq, sdg berusaha untuk tidak mempercayainya, dan menjalani dg semangat). ”Neraka” yang mana? Yaitu masa – masa akhir kuliah. Aah.. mengetiknya saja membuatku mules..
Putar – putar otak..cari – cari peluang untuk diangkat jadi topik pamungkas yg menjadikanku sarjana. Puyeng? Banget.. semester ini aja blom habis, udah harus mikir yang di depan. Toleh kanan, toleh kiri, i’m still clueless. Hal yang aku lakukan? Berdoa, ato mungkin menunggu bintang jatuh dan memberikanku ide? Ato berdoa minta bintang jatuh? Ah tambah aneh saja diriku..
Hal yang aku tahu, apa yang sekarang ada di depanku, aku kerjain dulu sebaik – baiknya..

Muter – muter dari rumah ke kampus, pemandangan yang aku lihat adalah adek – adek kelas yang ketawa hahahihi (tertawalah dek, selama km bisa..nikmatilah surgamu hihihihi). Giliran ngeliat muka yang rada familiar ato rada tua, yang keliatan adalah muka - muka bimbingan dan revisi. (yak, pemandangan ini yang bikin ngerasa ”neraka” sudah dekat..ato sangat dekat mungkin?)

Beberapa temen mungkin berpikir kalau, akan lebih mudah buat aku melewati masa – masa ”menantang” itu. Hal yang mereka nggak tau adalah, aku sama ”lemah”nya sama mereka. But anyway, thx for the faith guys.. Meskipuuun pusing, bukan berarti patah semangat! Mungkin ini yang membedakan: SEMANGAT!
Jgn berhenti mencari, jangan berhenti waspada, daaann yang pasti.. pilih dg cermat apa dan siapa yang harus kita perhatiin. Saat mau menyerah, ingat bahwa kita nggak sendirian. Mungkin di luar sana banyak yang juga berjuang. Saat mau maju, lihat orang – orang yang bisa memberikan semangat positif buat kita.
Jangan ngerasa terintimidasi ato ngerasa kalah kalo ngeliat orang lain maju, walaupun itu sedikit banyak melemahkanku .. yaah..”keder” juga ngeliat orang – orang hebat. Di saat – saat ini, aku sangaaaat – sangaaat bersyukur aku punya temen – temen yang..mungkin mereka nggak sadar..udah kasi semangat buat aku.

Aku mau bilang trimakasih buat:
Wdianti Gunawan Wijaya a.k.a Bebe: you’re an inspirational, brave, bold, and tough girl. Maybe you found me just like you..tapi be, “tahan banting” mu itu yg aku nggak punya. =) dan hal yang buat aku salut: Yes, I can see God in you. You know who you are as His beloved daughter and u know exactly that your Father could do everything

Ryan Hendrapraja: ryaaaannn… terharuuuu bangeeettt baca message berisi insiprasi dr kamu. Doakan daku ryan supaya nemu “pencerahan” hihi..

Ella Pamela: elllaaaa.. oke, mungkin kamu nggak sadar kalo aku bakal terinspirasi sm kamu. But I like your spirit girl.. especially when u said “kalo aku bukan ella, mungkin aku udah jadi gila garap ini”. yup, aku blm tentu bs kayak kamu La.

Moga – moga aku, sebagai seorang kakak kelas, bisa menginspirasi adek2 kelasku juga..just like what you guys did to me

Tuesday, November 10, 2009

Just add the salt..nyummy..

Makanan yang cukup sering dimasak di rumah: sop ayam. Tadi malem pun menu di meja makan juga sop ayam. Biasanya, kl udah ada makanan berkuah di rumah, misal soto ato sop ayam, hal pertama yang aku lakukan habis ngambil makanan ke piringku adalah ambil garam. Yup, derajat ”keasinan”ku sama penghuni rumah yang lain sedikit beda. Jadi...yaa..aku harus ambil garam supaya makanannya bisa enak di lidah. Setelah itu..sikaaat habiis.sluurrp..

Pake garam di dalem makanan, kayaknya bukan Cuma aku yang suka. Kebanyakan orang kalo masak, emang pake garam. Tapi pernah nggak waktu kita makan, terus kita bisa ngeliat butiran- butiran garam itu dalam makanan kita? Kayaknya enggak deh..bisa nggak kita bilang, ”eh iya, itu garamnya..keliatan y?” ato mungkin waktu kita makan, kita bilang ”hmm..garamnya enak” yang kerasa di lidah pastinya keseluruhan makanan yang lagi kita makan, dalam kasusku, aku Cuma bisa ngerasain sop ayam secara keseluruhannya.

Garam..”mempesona” orang – orang yang memakannya, tanpa perlu menjadi berlebihan.
Saat justru garam itu kebanyakan, cara yang mungkin dilakukan adalah dengan menambah kadar air, supaya mau nggak mau, garam itu dipaksa larut dalam air yang lebih banyak..
Garam..tidak pernah menjadi suatu benda yang tampak dan diutamakan, sekalipun ia memainkan peran ”penting” dalam makanan.
Sekalipun jumlahnya sedikit, berpengaruh pada keseluruhan makanan.

"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang”.