Pages

Monday, December 13, 2010

Yes, i'm still here! fiuuh...

last Saturday, Dec 11th 2010.

i was sitting alone on a bench, in my ex-college. i was helping to be an exam-guard (i couldn't find any better term, any suggestion?)
i was alone, like really-really alone, while some students with their friends discussing about the last or the upcoming test.

the weather wasn't nice at all. The sky was completely dark and soooo windy. My bench, was in front of wooden-covered-with-glass announcement boards. the wind blowed so hard, until the glasses, which covered the announcement boards, were shaken by the wind. well, the bench where i was sitting on, was on semi-outdoor spot. that explain how the wind could hit those announcement boards directly. These announcement-boards was about 1 meter height and 2 meters length, i guess. Hung on a big wall.

i didn't know what was in my mind. One thing that popped-up in my head was "i want to move to another place, looking for some friends who i might find while waiting for the next exam-time". Then i stood, and walked by.

not until a half minute after i left my bench, suddenly i heard "praaang.."
the sound came from the place where i previously sat on. i made a quick walk back to that place, and i saw little pieces of glass scattered around the bench.

One of the glasses-which covered the announcement-boards- fell of the board and hitted the bench where was sat by me. it shattered.
WHAAT.. what if i didn't move at all? what if was still on that bench few seconds ago?

that glass might hit me directly (as in Final Destination Movie), or maybe those little pieces of glass hitted me then i got a few stitches?
i didn't know and, i guess, i didn't need to figure that out. All i know, HIS hands always save me, and YES, I'M STILL HERE!

Tuesday, November 23, 2010

Senang-Senang Panjat pinang



Agustus dataang..mari sama-sama kita bilang “Dirgahayu Indonesia” yang ke-65. Ritual tiap tahun, biasanya ada acara Agustus-an, baik di kantor-kantor, sekolah, sampai di perumahan. Daftar lomba tiap tahun juga hampir bisa ditebak. Biasanya ada lomba makan kerupuk, balap karung, tarik tambang, pindah kelereng pake sendok, terus ‘nggak lupa lomba panjat pinang.

Umumnya kita memahami lomba Agustus-an mengingatkan kita tentang gotong royong, kerja sama, tapi yang kita perlu ingat juga kalo ada arti saling melayani. Kita ambil contoh panjat pinang. Satu tim lebih dari lima orang, tu pinang dikasi’ minyak supaya susah dipanjat, terus ‘nggak tau gimana caranya mereka saling menginjak satu sama lain buat angkat temennya supaya bisa sampai atas. Dari badan yang dipanjat, bahu yang diinjak, sampai akhirnya muka temen satu tim juga nggak luput dari telapak kaki yang lain. Padahal kalo’ dilihat, hadiah di atas juga bukan hadiah yang mahal dan ga’ mungkin dibagi orang banyak. Misal, sepeda. ‘Gimana caranya satu sepeda dibagi orang satu tim? Mungkin mereka buat jadwal untuk gantian pake’ kali ya.

Bayangin aja, muka yang biasa dijaga luar biasa, dari panas, terus juga kita rawat baik-baik, kalo udah di lomba panjat pinang, dengan rela hati diinjak-injak temen supaya menang. Kotor, panas, bau, udah ga’ pengaruh lagi..maju teruuss. Coba bayangkan, apa yang bisa kita hasilkan kalo’ prinsip kaya’ gini kita pake’ di kehidupan sehari-hari? Bukan kita yang utama, tapi bagaimana kita bekerja sama dengan sekeliling kita, untuk menjadikan segala sesuatu lebih baik. Bukan hanya mengkritisi banyak hal tentang negara kita dengan kata-kata yang pedas, tapi mulai dari hal-hal kecil. Jalankan peran yang dipercayakan pada kita, mulai tugas sebagai anak, murid, mahasiswa, pekerja, ibu rumah tangga, kepala rumah tangga tanpa berpusat pada diri sendiri, namun karena memiliki tekad untuk memberikan yang terbaik dari yang kita bisa lakukan.
To serve is a whole life learning process. So as long as we live, there are no words “too late” to learn and… Don’t wait until it’s too late

Sweet Regards,
Natasha Benita

*dimuat di :
Progress News, Warta Saints Movement Community Church
Halaman Editorial, September 2010

Tuesday, October 19, 2010

Jagalah Mata, Jangan Kau Nodai..(part deux)

Cerita sebelumnya:
Jagalah Mata, Jangan Kau Nodai..

Setelah dilakukannya operasi kecil pada mata, aku pun bergegas menuju mobil dengan satu mata dalam kondisi tertutup perban (otomatis, dengan membayar dahulu pastinya pada dokternya). Menit - menit pertama masih terasa efek mati rasa di mata. Namun setelah sepuluh menit, mulai rasa nyeri alias "cekot-cekot" muncul di mata. Efek obat mati rasa mulai hilang dari mata.. aaargh..

Selama perjalanan pulang dari dokter, tidak banyak hal yang bisa kukatakan. Di mobil aku hanya diam sambil memegangi satu mata, dan menanti saat - saat untuk tiba di rumah. Sesampainya di rumah, hal yang muncul di kepalaku hanya satu: MAKAN. karena kalau sudah makan, artinya aku bisa minum obat penghilang rasa sakit, yang juga artinya mengakhiri penderitaanku yang meringis-meringis karena sakit.

Memasuki rumah, bergegaslah aku duduk di meja makan. Membuka piring yang disusun dengan terbalik di meja makan rumah. Kejanggalan pertama terasa. Sewaktu mau mengambil makan, rasanya ada yang aneh. Aku seperti orang yang nggak fokus untuk mengambil barang. Jelas tangan kananku memegang sendok, dan tangan kiri memegang garpu, tapi rasanya aneh karena aku melihat barang seakan - akan hanya bertumpu pada mata kanan, dan terlebih lagi aku tidak bisa melihat banyak benda yang ada di sebelah kiri karena mata kiriku diperban. Bagaimanapun, aku harus segera menyelesaikan makanku, meminum obat, dan bergegas tidur.

Esok harinya, aq terbangun dengan mata yang diperban, dengan perban semalam. Rencana hari ini adalah mandi, lalu membuka perban. Haaah..menjalani waktu - waktu selama belum membuka perban ternyata tidak mudah. jadi berhubung aku sedikit nganggur di rumah, dan nggak bisa membaca banyak-banyak, untuk terlalu lama melihat laptop juga susah, akhirnya aku pun memilih untuk menghabiskan waktu dengan menggunakan kuteks untuk kuku tanganku.

Ambil kuteks, kuangkat kuas, kusapukan kuas di kuku ku. tidak ada yang susah bagiku, sekalipun harus dengan satu mata tertutup. Masalah ternyata baru timbul saat aku harus memasukkan kembali kuas kuteks ke dalam botolnya. Meleset sana sini. dibutuuhkan waktu beberapa menit untuk bisa benar - benar memasukkan kuas seutuhnya ke dalam botolnya. Kalau setiap habis memoles satu kuku, aku harus memasukkan kuas ke dalam botol, bisa dibayangkan berapa kali aku harus mencoba "memfokuskan" tanganku untuk memasukkan kuas ke dalam botol.

Tidak cukup "perang" dengan kuteks. Setiap berjalan pun tidak jarang aku menabrak sesuatu di sebelah kiriku, contohnya sofa dan kursi. Yah, memang sedikit menjengkelkan kalau tidak bisa melihat dengan utuh. Seperti biasa melihat TV dengan gambar yang penuh, tiba-tiba sekarang hanya dapet setengah gambar.

Akhirnya hari menjelang sore, aku baru memutuskan untuk membuka perbanku sendiri, dengan perkiraan bahwa luka pasca operasi sudah bisa dibiarkan tanpa penutup. Tentunya, dokterku juga sudah mengizinkan aku untuk membuka perban. Proses melepas perban tidak menyiksa sama sekali. Cepat, tidak sakit, dan mudah untuk dilakukan sendiri. Aku melihat di kaca, mataku sudah membaik, tapi masih membiru bekas injeksi dan masih ada sisa-sisa luka pasca operasi.

Masalah baru muncul saat aku mengalihkan arah mataku untuk melihat perban yang ada di genggaman tanganku. Kira - kira 30 cm di depan mataku. eaaaa.... karena nyaris 24 jam mata kiriku tertutup, sekarang waktunya mata kiri untuk "bersinkronisasi" dengan mata kanan. Untuk melihat hal-hal dalam jarak dekat, aku bisa melihat semuanya jadi dua. untuk limat menit awal, lagi-lagi aku harus sedikit nabrak-nabrak sana sini. setelah lima hingga sepuluh menit awal, akhirnya mataku pun mulai bisa menyesuaikan diri. lambat laun, akhirnya mataku bisa bekerja sama dengan baik antara yang kiri dan kanan.

***

ada yang bilang kalo mata adalah jendela hati. Bukan berarti kalo aku sakit mata, trus artinya hatiku ikutan kotor. kurang lebih, inilah jadinya saat hati kita nggak beres. mungkin karena kita tidak bisa menjaga hati kita untuk tetap terjaga bersih melalui apa yang kita lihat. Kenapa kok harus apa yang kita lihat? ya biasa, apa yang seirng kita lihat, akhirnya jadi sering nyantol di kepala, akhirnya kepikiran terus, ujung-ujungnya melahirkan sebuah tindakan.

akhirnya kita harus melalui cara yang panjang, merepotkan, menyakitkan, bahkan sampe bikin nabrak-nabrak sana sini. Buang waktu? iya. padahal jelas ada kerjaan lain yang harus dikerjakan, tapi karena "sakit" akhirnya hanya bisa berputar - putar di masalah yang sama untuk menyembuhkan diri. Buang tenaga? jelas. Buang materi? iya.

Kalau aku, menjaga mataku dengan luar biasa seperti ini, apalagi Tuhan yang jelas-jelas mengasihi kita seperti biji mata-Nya?

Monday, October 18, 2010

Jagalah Mata, Jangan Kau Nodai..

Kamis, 30 September 2010 aku terbangun dengan rasa janggal di mata. Mata rasanya beraaat (ah kalo ini sih memang sindrom semua orang. Mata selalu terasa sangat amat berat waktu awal - awal bangun). Berat di mataku kali ini beda, karena dapet ketambahan "bonus" rasa sakit. Langsung kepikiran "hadeeeh, kenapa ini?". Langsung kedua kaki kupijakkan ke lantai, dan beranjak ke depan kaca. Hasilnya... *jeng jeng jeng* mata kiri membengkak.

Konsultasi melalui telepon pun kulakukan dengan salah seorang dokter mata kenalanku,dan akhirnya tercetuslah nama sebuah obat. Dari referensi beberapa pihak yang juga pernah mengalami hal yang sama, maka akhirnya meluncurlah aku ke apotik. Kubeli obat dengan semangat '45, berkeyakinan segala sesuatunya akan lebih baik dalam waktu 2 - 3 hari. Selain itu, ada lagi tambahan obat cina pemberian seorang sahabat dan tampaknya memang cukup ampuh.

hari pertama... lewat.. hasilnya : bengkak
hari kedua.... lewat... hasilnya : masih bengkak disertai diare (yang notabene adalah efek dari obat cina)
hari ketiga hingga kelima lewat.. hasilnya: tetep bengkak. walaupun sudah nggak separah hari-hari awal yang mengakibatkan bengkak menyeluruh di mata. paling nggak, sekarang bengkaknya sudah sedikit "terarah", cuma di ujung mata kiri.

o'o..ada apa ini? Padahal aktivitas masih menumpuk. Jangankan buat keluyuran, untuk baca atau ngeliat lama - lama aja rasanya udah "aduhaaaii".
Pemikiran berikutnya, "okay, gimana caranya bisa keluyuran dengan mata yang asimetris?" walaupun sekarang memang lagi zamannya mode asimetris, but..if it happened to our eyes because of illness, it wasn't cool at all.

Well, thx Lord for the thing named "eyeliner". Dengan berbagai cara, kucoba menutupi bengkaknya. Tapi tetep aja, yang namanya ditutupi, mau gimana pun juga tetep keliatan. Selain eyeliner, kacamata jadi sahabat terdekatku. Memang pada dasarnya aku harus menggunakan kacamata karena minus dan silindris di mata, hanya saja aku baru menggunakannya pada saat - saat tertentu. Semenjak sakit, kacamata hanya lepas dari mataku cuma waktu tidur.

Akhirnya setelah satu setengah minggu bengkak tanpa kejelasan, sampailah pada keputusan akhir : Ke dokter mata untuk menyembuhkan "hal-yang-kukira-timbilen" ini. Dengan jurusnya, dokter pun memberikan beberapa obat. Dari obat tetes, sampe obat minum. hasilnya: nihil. Oke, permasalahan dengan mata ini bikin stress. Soalnya tiap hari susah mau melihat dengan bener, dan otomatis bikin kepala gampang pusing & berat karena untuk bisa melihat jelas aja harus "ngotot".

Banyaknya obat ternyata tidak menghasilkan apapun. Akhirnya langkah selanjutnya pun ditempuh: operasi kecil. Tepat dua minggu setelah bengkak awal muncul, yaitu tanggal 14 Oktober 2010 di"lenyapkanlah" bengkak di ujung mata sebelah kiri. HUAHAHA..SAATNYA SAKIT INI MENEMUI AKHIR DARI KEBERADAANNYA!

okay, tidak ada yang bisa diceritakan mengenai bagaimana proses operasinya. Bukan karena aku dalam kondisi tidak sadar waktu dioperasi, melainkan karena aku sepenuhnya sadar sewaktu dokter melakukan segala hal pada mataku. Percayalah, tidak ada dari bagian itu yang ingin kalian dengarkan lebih lanjut =p

Penyebabnya simple.. infeksi. Infeksi karena udara kotor, tangan kotor yang memegang mata, lalu terjadi pembengkakan, penyumbatan, dan menghasilkan sebuah gumpalan asing sehingga cara menghilangkannya pun juga harus dengan cara yang luar biasa. Bukan hanya dengan obat - obatan biasa.

so, bagaimana hari - hari awal setelah operasi? aku harus membiasakan diri melihat hanya dengan satu mata. mudah? enggak. Nabrak sana - sini? iya..

*to be continued to : Jagalah Mata,Jangan Kau Nodai (Part Deux)

Thursday, September 16, 2010

Seberapa Sering Kita Membolos?


Suatu hari di sebuah kelas..

"Kenapa kamu pakai sepatu seperti itu?" tanya seorang dosen pada mahasiswanya
"lho memang kenapa bu?" jawab mahasiswa itu kaget
"kamu nggak hadir di pertemuan pertama?" selidik sang dosen.
"nggak, Miss."
"ya sudah, tolong minggu depan jangan pakai sepatu itu seperti itu." sang Dosen pun mengakhiri pembicaraan.

Pada pertemuan keempat sebuah matakuliah, seorang dosen menghampiri seorang mahasiswa. Mahasiswa tersebut mengenakan sepatu yang menurut sang dosen tidak sesuai dengan
standard yang telah ditetapkan. Setiap ketentuan berpakaian, penilaian, semuanya telah dibahas pada pertemuan pertama yang sayangnya
sang mahasiswa tidak hadir. Entah karena dia menganggap remeh pertemuan pertama sehingga dia tidak bertanya pada temannya,
entah apakah dia sudah bertanya pada temannya namun tidak mendapat jawaban yang lengkap, atau mungkin ada alasan lain entah apapun itu,
namun yang pasti sang mahasiswa didapati tidak menggunakan atribut sesuai standard hanya karena ia tidak hadir pertemuan sebelumnya.

Cerita di atas berdasarkan sebuah kejadian nyata, dan mungkin sudah umum terjadi di kalangan mahasiswa.
salah paham, salah informasi, kurang lengkap informasi sehingga mengakibatkan kurang siapnya mahasiswa. Bahkan di bulan - bulan akhir
masa "kemahasiswaan"ku, masih ada salah informasi yang terjadi di kalangan teman teman mahasiswa seangkatanku, padahal sudah menyangkut hal - hal penting
seperti proposal skripsi dan skripsi. Misalnya syarat sidang proposal, syarat skripsi, dan lain - lain.
Yah bisa dikatakan, semakin banyak lidah dalam menyampaikan informasi, kemungkinan informasi mengalami gangguan juga besar, hingga akhirnya menjadi "salah".
paling aman adalah pastikan sendiri. Misal, dengan menyimak di kelas dengan baik, baca di papan pengumuman, atau bertanya pada dosen yang bersangkutan.

dalam hidup ini ada satu kelas yang tidak akan pernah berhenti. Kelas matakuliah "Pengenalan Tuhan".
Dalam hidup ini seberapa sering kita memilih untuk tidak masuk sendiri di dalam kelas, untuk mendengarkan Dia dan menghabiskan waktu bersama Dia.
Kita mungkin lebih memilih "mendengarkan" dari pemimpin - pemimpin kita di gereja dan saudara - saudara seiman kita tentang bagaimana baiknya Dia,
apa yang Dia perintahkan, apa yang Dia inginkan.
Aku secara pribadi, ada saat - saat di mana aku hanya mengenal Dia dari cerita orang. Akibatnya, saat waktu "ujian" datang, aku bingung sendiri.
Aku mencoba bereaksi berdasarkan "cerita" dari teman - teman yang rajin hadir di kelas, yang mengalami waktu - waktu bersama Dia dan mendapat pengajaran dari Dia secara utuh.
Padahal kita tahu bahwa tidak ada yang sama dalam cerita kehidupan masing - masing orang. Apa yang berlaku buat si A, berlum tentu berlaku bagiku, begitu juga sebaliknya.
Dengan aku bertanya pada orang- orang yang hadir di kelas aku memang mendapatkan "gambaran" tentang siapa Dia.
Tapi sebuah "gambaran" ternyata tidak cukup sebagai "senjata" untuk menghadapi semua pertanyaan dalam ujian.
Bagi teman - teman yang rajin mengikuti kelas, untuk bisa menjawab dengan benar di setiap pertanyaan saja sudah membutuhkan sebuah usaha ekstra.
Apalagi bagi aku yang masih kedapatan membolos.
Selayaknya mahasiswa yang suka membolos, maka jawaban ku pun mungkin bisa "setipe" dengan teman - temen yang lain karena aku bertanya pada mereka.
tapi jelas bahwa aku sendiri tidak tahu apa yang aku tuliskan. aku hanya "tahu" tapi tidak mendalaminya, tidak memahaminya.

Akhir cerita di atas adalah sang dosen akhirnya memutuskan untuk tetap mempersilahkan sang mahasiswa tetap berada di kelas dan mengikuti perkuliahan.
Tidak semua dosen mau bermurah hati seperti dosen ini. Ada dosen yang akan "mempersilahkan' mahasiswanya untuk keluar dari kelas karena didapati tidak
berperilaku sesuai standard, entah apapun alasannya.Seberapa banyak kemurahan yang masih kita "harapkan" dari dosen yang baik hati itu?
Kita pun juga tidak mengetahui, seberapa lama waktu yang diberikan pada kita untuk menjadi "mahasiswa".

Monday, September 6, 2010

Penguin of Madagascar: Unity in Diversity



Setelah membahas tentang kuda dan pacuannya, saatnya beralih ke kehidupan para penguin...
---------------------------------------------------------------------------------

Dalam rangka masih mengenang masa - masa kuliah, selesainya kuliahku nggak lepas dari temen - temen yang "lalu lalang" dalam hari-hariku.. Dengan siapa kamu bergaul, menentukan juga kamu adalah orang seperti apa. Aku sepenuhnya bersyukur kepada Tuhan, aku dipertemukan dengan temen-temen yang luar biasa..
Luar biasa menghibur
Luar biasa menyemangati
Luar biasa setia menemani hari-hariku..

Penguins of Madagascar.. yak, we named ourselves after penguins in Madagascar Movie haha..
we have our own kowalski, the one who loves to write.. *waving to jess*
then we move to private, the curvy kind-hearted one..*waving to vivi*
next, RRRIICCCOO... the one with her words "eeeh?" and black circle around her eyes hihihi.. *hi Lev*
the hilarious one with unique accent, King Julien * poke henry*
The tiny cute one, with subtle voice, mort *helloo agnes*
and the one who loves to dance, Gloria... *ollaa karin"

me? they consider me as skipper. the Leader of penguins of madagascar haha..

Lucu juga kalo diinget - inget gimana kami bisa ketemu. kalo diceritain secara singkat, jadinya begini:

aku sama vivi, bertemu Jess sama Levina. Trus, muncul henry, dan di semester berikutnya dekatlah kami sama karin sama agnes. meskipun ga selalu sekelas, tapi selalu inilah personil dari hari-hari kami..

Okay, mungkin kami sedikit seperti anak ABG yang sibuk cari nama geng. tapi nama "geng" ini juga nggak sengaja ketemu, dan jujur, sebenernya ga ada itu geng-geng'an segala. haha.. soalnya kalo udah kuliah, semua temen udah "nyampur jadi satu". but just like a pair of shoes, masing2 ada "keterikatannya" sendiri-sendiri.
Nama geng muncul gara-gara waktu kami nonton film Madagascar, ternyata pas banget epenguin - penguinnya tingkahnya mirip haha..
Seenggak-enggaknya, yang membedakan kami dari anak-anak ABG adalah "kami menghindari nama yang cool yet cute ala anak ABG". contohnya : funky galz, PinkyMomoCuteZ, ato sejenisnya..

that's how we attached to each other.
Persahabatan ini nggak akan pernah disebut "Penguin of Madagascar" kalo masing-masing dari kami tetap menyebut diri kami sendiri sebagai "acha", "vivi", "jess", "lev,"henry,"agnes", "karin".
nggak ada yang namanya "geng" atau temen deket,kalau orang lain pun masih tetap mengenali kami sebagai masing-masing individu.

Demikian juga dengan pelangi..
nggak ada yang akan menyebutnya "pelangi" saat kita masih terus memisahkan dan membeda-bedakan merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu.
Tidak akan ada yang menyebutnya sebagai sebuah kesatuan, saat semua orang yang melihatnya pun juga sibuk memisahkan satu sama lain..
Tidak akan yang ada dapat melihat keindahannya, saat semua yang melihat hanya memutuskan untuk melihat pada satu warna.
jadi, cintailah perbedaan...karena itu akan menjadi indah saat disatukan.

Tuesday, August 31, 2010

Flashback ke Pacuan Kuda : Kuda dan Para Pawang

Me With Fanny Lesmana, M.Med.Kom
Me With Desi Yoanita, S.Sos

Twitter.. Facebook.. BBM, dan media online lain yang isinya anak – anak Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) UK. Petra isinya tentang skripsi atau proposal skripsi. Ini berlaku pastinya untuk mahasiswa angkatan 2006 dan 2007.

Ada yang putus asa…

Ada yang santai – santai..

Ada yang tetap optimis..

Macem – macem deh. Proses dari proposal skripsi sampe skripsi memang rasanya kayak ngemut permen yang manis, asem, asin, sambil naik rollercoaster yang muter-muter nggak karuan, sambil cuacanya gentian panas-ujan. Yah, dibayangin sendiri aja hehe.. But believe me, someday you will recall this moment, smile, and say “I had passed it thru”.

Buat temen-temen, beberapa postingan bersambung tentang pacuan kuda mungkin bisa membantu kalian untuk tetap optimis. Secara garis besar, postingan itu isinya tentang perjalanan proposal skripsi, kerjaanku, sampe skripsi, dan akhirnya taraaa..aku udah menyelesaikan semua. Semuanya itu dalam waktu satu semester, bahkan skripsi dalam waktu satu bulan dari bab satu sampe lima.

Dalam postingan itu, aku mengandaikan aku adalah kuda, yang sedang berpacu di lintasan skripsi..dan Tuhan sebagai Pengendaraku. Aku sepenuhnya mempercayakan langkah kakiku pada Pengendaraku, dan tugasku adalah berlari sekuat tenagaku, mengikuti arahan-Nya, sambil menggunakan kacamata kuda.

Seperti cerita sebelumnya juga, ada dua pembimbingku: Fanny Lesmana (yang saat tulisan ini dibuat sudah bergelar M.Med.Kom :p) dan Desi Yoanita, S.Sos (Soon to be M.Med.Kom).

Tidak pernah habis rasa syukurku pada-Nya karena sudah memberikan dua pembimbing yang luar biasa. “Cerita Perjuangan” kami di pacuan kuda ada di cerita – cerita sebelumnya. Ada yang belum aku bahas, yaitu gimana ceritanya mendapatkan mereka sebagai pembimbing tuh seperti “impian yang jadi kenyataan” hahaha..

Latar belakang kedua dosen pembimbingku ini adalah komunikasi massa, khususnya jurnalistik. Sedangkan aku, berlatar belakang komunikasi korporat, yaitu Public Relations. Kalau dipikir-pikir, sampai kapanpun juga ‘nggak bakal ketemu. Aku pernah nyeletuk asal, duluuu jauh sebelum aku berkutat sama yang namanya proposal skripsi, entah kedua dosenku ini inget ato nggak..

“Kira-kira, judul skripsiku apa ya, biar dibimbimbing kak Fan sama Miss Desi?”

hehe.. yah,secara pribadi, memang kami dekat..dan, buat aku sendiri, aku udah anggep mereka kayak kakak-kakakku sendiri.

Seiring berjalannya waktu, Kak Fan (panggilanku untuk Fanny Lesmana, M.Med.Kom) nambah ngajar tentang komunikasi organisasi. Gitu juga sama MD (panggilanku untuk Desi Yoanita, S.Sos), yang akhirnya juga ngajar komunikasi interpersonal. Kalo’ dua matakuliah ini, baik anak komunikasi massa maupun anak komunikasi korporat pasti dapet. Jadi yah, bisa dibilang ini matakuliah core.

Akhirnya hari demi hari berlalu, bulan demi bulan, dan tibalah waktunya aku ngerjain proposal skripsi. Singkat cerita, setelah melalui berbagai macam proses, akhirnya ditetapkan judulku adalah “Komunikasi Interpersonal antara Human Resource Department dengan Karyawan dalam Penyampaian Kabar Buruk di RS. XYZ Surabaya”. Pada hari pengumuman nama dosen pembimbing, taraaa… lihatlah, dua nama dosen ini yang tercatat sebagai pembimbingku. See, mulutmu adalah doamu, dan Thx God karena udah mengabulkan doaku =)

Karena kepercayaan mereka, aku bisa mengumpulkan skripsi tanggal 24 Mei 2010.

Karena bantuan mereka aku berdiri di auditorium pada tanggal 6 Agustus 2010 sebagai salah satu wisudawan UK. Petra.

Karena kasih sayang dari mereka, penghargaan cumlaude aku dapatkan. Mungkin mereka nggak in charge dalam setiap matakuliah yang aku jalani, tapi dukungan dan inspirasi dari mereka yang ikut mewarnai hari-hariku selama empat tahun di Fikom UK. Petra.

Satu hal yang paling penting.. karena pengabdian mereka, bukan hanya aku yang diberkati, tapi juga anak-anak Fikom lainnya.

Thx kakak-kakakku tersayang…love you.

Pesan buat temen-temen yang lain:

Berpikir positif.. dengan begitu, kamu seperti menarik hal – hal positif untuk “mendekat” padamu.

Sunday, August 8, 2010

Teruntuk Orang Tua ku...


Jumat, 6 Agustus 2010. Pk 14.00
Dimulailah acara Wisuda ke - 58 Universitas Kristen Petra Surabaya Shift Ke-2 yang berarti juga adalah giliran untuk Jurusan Ilmu Komunikasi untuk melangsungkan prosesi wisuda di auditorium UK. Petra, lantai 2 Gedung EH.

Aku bersama beberapa anak komunikasi yang sudah "nongkrong" sambil heboh foto-foto di lantai 1 pun mulai menyiapkan diri untuk naik ke tempat acara berlangsung. Mengantri masuk bersama para orang tua, kami pun akhirnya memasuki auditorium.

Saat masuk ke dalam auditorium, otomatis kepalaku "tolah-toleh" sambil mikir "papa mama duduk mana ya?". nggak lama ada suara yang manggil "Cha!". Ternyata itu mama, yang lagi manggil sambil melambaikan tangannya supaya aku bisa langsung keliatan mama duduk di mana. Mama, papa, dan om ku (yang juga hadir waktu aku wisuda) duduk di barisan paling depan di kursi untuk orang tua, yang posisinya berada tepat di belakang para wisudawan ilmu komunikasi. Aku waktu itu duduk di baris kedua dari belakang, di kumpulan wisudawan ilmu komunikasi.Jadi antara orang tuaku, dan aku, hanya dipisahkan 1 baris kursi wisudawan fikom.

Memasuki ruang wisuda, aku masih bisa ketawa - ketawa, masih "ngerumpi" sama temen-temen lain. Maklum, fikom..(fakultas ilmu komunikasi) kami seringkali terlalu akrab hahaha..Hingga akhirnya sekitar pukul 14.30, MC (Master of Ceremony) membuka acara. Setelah itu jajaran senat yang terdiri dari rektor dan dekan semua fakultas memasuki auditorium. Diiringi musik instrumen yang mengalun dengan megah,jajaran senat memasuki ruangan dengan menggunakan baju toga, lengkap beserta topinya. Mudahnya, aku akan menggambarkan seperti suasana sekolah Hogwarts Harry Potter, di mana setiap murid dan gurunya menggunakan jubah hitam panjang.
waktu jajaran senat memasuki ruangan.. jujur, yang terlintas di kepalaku "Cieee.. Dekanku emang kereeeen.... ". Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi, Felicia Goenawan, S.E., M.Si menggunakan baju toga hitam panjang, berjalan dengan senyum, dan tentunya ada topi toga on her pixie hair. FUNKY! KEREN! and still..Looked so Actively Smart :)

Setelah acara resmi dibuka oleh rektor UK. Petra yaitu Prof. Ir. Rolly Intan, M.A.Sc., Dr.Eng. Kami lanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, yang kemudian kami lanjutkan dengan menyanyikan Hymne Petra. Sulit dipercaya, mungkin ini adalah kali terakhir kami secara resmi menyanyikan Hymne Petra setelah kurang lebih empat tahun di Petra. Masih terbayang jelas di kepala kami para wisudawan saat pertama kami belajar Hymne Petra adalah saat masa orientasi Petra yang disebut P3KMABA, tepat empat tahun yang lalu. Saat ini justru kami menyanyikan untuk yang (mungkin) terakhir kalinya secara resmi.

Acara kemudian dilanjutkan dengan rangkaian pembuka, mulai dari penyampaian Firman Tuhan, persembahan dari Paduan Suara Universitas, singkat cerita tibalah saat prosesi pemanggilan wisudawan satu per satu untuk ditahbiskan. Dimulai dari deretan pertama berdiri. Aku waktu itu masih santai, mengingat aku duduk di deretan keempat. Deretan pertama adalah mahasiswa jurusan sastra, dilanjutkan dengan mahasiswa teknik, lalu mahasiswa fikom. Deretan amahsiswa fikom dimulai dari deretan ketiga. Saat deretan kedua berdiri, temen-temen fikom yang duduk di deretan ketiga sudah mulai panas-dingin. Kami yang duduk di deretan keempat pun ikutan "spaneng" alias tegang. Padahal sebelumnya saat gladi bersih, kami bisa menguasai diri dengan baik.

Akhirnya tiiba juga giliran mahasiswa fikom yang di deretan ketiga untuk berdiri dan maju. giliran aku dan temen - temen yang di deretan keempat bener-bener jadi tegang mendadak. tegang ini mungkin lebih karena, kami secara resmi akan berdiri, berjalan naik ke atas panggung, ditahbiskan oleh dekan dan rektor kami, dengan disaksikan orang tua kami. Aku khususnya, tegang karena takut akan melakukan kekonyolan. misal, karena tegang kesandung rok kebaya, atau jangan-jangan lupa salaman sama rektor. eaaaa...
Waktu aku berdiri, akan menuju tangga panggung, aku menoleh ke arah keluargaku. Mereka sih ketawa-ketawa dengan tampang yang seolah - olah berkata "gaya, mau diwisuda". Saat aku sudah ada di pinggir tangga, lagi - lagi aku menoleh ke arah mereka. Aku hanya melihat papa seperti melambaikan rendah tangannya. satu demi satu tangga aku naiki, dan taraaa..tibalah aku di pinggir panggung. "HAAAHH".. hela napas ku dapat kurasakan. Entah kenapa, rasanya saat aku berdiri di pinggir panggung, aku seakan-akan ingin bilang "Pa, Ma, sebentar lagi secara resmi aku mendapatkan gelar sarjanaku, dan ini semua untuk kalian".

Tidak lama MC pun memanggil namaku, dan aku pun melangkahkan kaki menuju dekanku untuk pemindahan tali di topi toga, diiringi dengan tepuk tangan dan sorakan dari teman-teman fikom. Kami mahasiswa fikom memang berjanji, saat SETIAP wisudawan fikom dipanggil, kami akan bertepuk tangan sebagai tanda ucapan selamat dari masing-masing kami untuk temen kami. Setelah dari dekan, aku menuju ke rektor UK. Petra, bersalaman dengan beliau, dan turun dari panggung. Setelah turun dari panggung, aku tidak kembali, tapi melanjutkan jalan ke arah luar auditorium. Di sana, aku dan rekan-rekan mahasiswa lain yang mendapat gelar aktif berprestasi dan cumlaude akan dipersiapkan, untuk nanti kami masuk kembali dan menerima penghargaan dari wakil rektor dan rektor.

Berjalan dari arah panggung menuju luar auditorium, aku melewati mamaku. Tidak ada kata yang bisa terucap melainkan sebuah tawa lebar dari aku untuk mama, begitu pula dengan sebaliknya. Air mata karena haru masih dapat ditahan dan aku melewati mama, namun dalam hati ingin rasanya aku mengucapkan "AKHIRNYA MAA!!"

Di luar, kami para wisudawan cumlaude dan aktif berperstasi dibariskan lagi sesuai urutan kami. Lalu dimulai dengan wisudawan aktif berprestasi berbaris memasuki ruangan lagi.. setelah wisudawan aktif breprestasi dipanggil satu per satu, dan foto bersama jajaran senat, dilanjutkan dengan wisudawan cumlaude. aku pribadi diizinkan Tuhan untuk bisa berada bersama wisudawan cumlaude lainnya. Kami para wisudawan cumlaude dibagi dalam tiga kloter. Aku berada di kloter kedua.
Kloter pertama berjalan memasuki ruangan. Nama mereka dipanggil satu per satu untuk diberikan tabung emas oleh wakil rektor, dan bersalaman dengan rektor, lalu menempati posisinya untuk foto. Lagi-lagi para wisudawan fikom bersepakat, setiap wisudawan fikom yang meraih cumlaude atau aktif berprestasi dipanggil, mereka akan bertepuk tangan, namun kali ini juga dibarengi dengan berdiri. yaah..bahasa asingnya, standing ovation gitu.
setelah kloter pertama, tibalah waktunya kloter kedua untuk memasuki ruangan.
Diiringi dengan instrumen megah, aku melangkahkan kaki masuk ke dalam ruangan. Saat memasuki ruangan, lagi-lagi aku melewati orang tuaku. Ada rasa dalam hati yang ingin mengatakan "Ma, Pa, ini aku masuk lagi, untuk mendapat penghargaan, dan ini semua juga karena doa dan dukungan kalian". Dengan rasa berdebar-debar (lagi) aku pun berbaris, menunggu giliranku untuk menaiki panggung.

Setapak demi setapak, anak tangga demi anak tangga aku lewati, dan inilah aku sedang berdiri di bibir panggung. Ketika MC menyebutkan namaku, jurusanku, dan IPK ku, aku pun melangkahkan kaki menuju tengah panggung dimana wakil rektor dan rektorku berdiri untuk bersalaman memberi selamat, dan (Lagi-lagi) diiringi dengan tepuk tangan dari teman-teman wisudawan fikom. Setelah itu aku melangkahkan kakiku menuju ke panggung kecil tempat wisudawan cumlaude berdiri, tepat di belakang jajaran senat, untuk foto bersama.

Yak, saat inilah yang paling berat. kenapa?
karena inilah saat di mana aku akan berdiri, menghadap teman - teman wisudawan, menghadap ke orang tua dan omku, aku mengangkat tabung sebagai tanda cumlaude dan foto bersama wisudawan cumlaude lain di kloter kedua. Berat rasanya harus menahan air mata bahagia dan haru. Pa, Ma, ini yang bisa aku persembahkan buat kalian. Aku tau papa mama percaya bahwa aku memberikan yang terbaik, sekalipun misalnya aku tidak menerima predikat cumlaude. Tapi dengan penghargaan ini, ada rasa bahagia karena aku bisa memberikan "Bonus" untuk keluargaku, khususnya papa mama.

Prosesi wisuda pun dilanjutkan dengan pemanggilan wisudawan cumlaude kloter ketiga, sambutan dari wakil wisudawan, dan rektor. Singkat cerita, setelah prosesi wisuda berakhir, kami para wisudawan diberikan kesempatan foto bersama dosen di jurusan kami. Setelah itu acara foto-foto pun berlanjut di luar ruang wisuda bersama dengan teman-teman lain yang menunggu di luar ruang wisuda.

Pa, Ma, acha tau ini bukanlah suatu akhir. Ini adalah sebuah awal dari langkah hidup selanjutnya. Acha bersyukur acha diberi kesempatan oleh Tuhan untuk membanggakan dan membahagiakan papa mama. Setiap langkah dan keberhasilan, tidak lepas dari doa, semangat, dukungan baik secara materi, jasmani, dan rohani dari papa mama. Terima kasih untuk doa yang tidak pernah putus untuk acha.

Friday, July 23, 2010

The History of my Blog...

Berawal dari sebuah tugas matakuliah, Perkembangan Teknologi Komunikasi (Pertekom) di semester 3, terciptalah sebuah blog "Tasha: The stories go as the world goes". i was thinking, it wasn't more than just an assignment. My lecturer asked the students to create our own blog.
Blog.. a familiar word that I've heard since i was in high school. Means since 2003-2006. But i never..ever.. paid serious attention to this "invention". For me, I'd rather talking, speaking than writing.

Duluuu..sebelum ada blog, sebenernya "sedikit" suka nulis, dan aku menyalurkannya lewat "notes" salah satu jejaring sosial, Friendster. Seiring dengan aku menutup Friendster ku, maka lenyap juga segala tulisanku, and still.. i haven't considered myself as a writer or blog-lover.
Seiring berjalannya kuliah Perketekom, blog ini pun sedikit demi sedikit terisi. lagi-lagi, ini terisi karena "disuruh" oleh dosen.

Di semester yang sama, aku juga sedang menjalani matakuliah "Teknik Mencari dan Menulis Berita" (TMMB). Dari judul matakul ini aja, udah keliatan kalo isinya pasti tentang tulis - menulis, yaah..jurnalistik gitulah, and i gave up easily. Maksudnya, jadi tulisanku ga' ada "taste" nya dan aku memaklumi, karena hal yang ada di kepala adalah "hellooo, saya ga suka nulis".

Selepas pertekom, dengan sukses blog ini terlantar dengan sempurna. Sampe' akhirnya semester empat, entah karena apa, muncul niat untuk update blog. Dimulailah cerita tentang perjalanan matakulaih desain web, trus cerita magang ku yang pertama di sebuah perusahaan. Just for fun aja..mengisi waktu.. sampai akhirnya ternyata ada beberapa orang yang baca and kasi komen. ada yang komen diblog, ada yang komen langsung, ada yang komennya lewat wall FB.

Sejak itu, aku mulai membiasakan diri untuk menulis. Bukan untuk suatu keharusan, tapi karena ingin menceritakan sesuatu, tapi nggak mungkin cerita satu persatu ke semua orang. Kadaaang..kalo lagi happy, ato justru lagi bad mood, ato lagi dapet ilham/pemikiran baru, aku bisa merasakan sebuah kelegaan kalo udah nulis di blog. Bisa juga waktu lagi "sibuk" berkutat dengan pemikiran sendiri, menulis membantu aku untuk mengeluarkan satu persatu kalimat.
Hal ini mungkin sulit aku lakukan kalo sambil "ngomong", karena kalo kita udah "ngomong", misaaall ada yang salah kata, atau kurang pas..sulit untuk kita tarik lagi. masak kita mau hipnotis semua orang untuk melupakan kalimat kita? yeah..communication is irreversible. kalo menulis, aku bisa belajar untuk menyusun satu persatu ide yang ada di kepala, hingga jadi sebuah susunan kalimat yang menggambarkan keseluruhan isi kepala & hati.

Menulis adalah..obat sakit kepala..
Begitu mood udah naik turun, banyak pikiran, atau ada kejadian tak terduga, curhatnya ya melalui menulis.

Menulis itu kalo aku gambarkan, kayak orang lagi mual, pengen muntah..trus akhirnya sukses keluar. (sorry for being "groosss")

Menulis..mungkin bisa mengurangi resiko terkena penyakit stroke atau depresi. karena buat aku, dengan nulis, semua perasaan, kesel, sedih, senang..bisa tersalurkan.

Menulis adalah cara refleksi diri. Kadang waktu aku lagi nulis sesuatu yang jadi pemikiranku, tiba-tiba di tengah nulis, bisa muncul ide baru..atau jawaban baru..yang buat aku pribadi membuka "jendela" ke sebuah pencerahan.

Menulis itu seperti melukis. aku pengen menggambarkan hal - hal yang aku alami, dan emosi yang aku rasakan.

Menulis adalah sebuah kejujuran. Pada saat aku menulis, aku hanya berusaha untuk menyalurkan apa yang aku rasakan. Lebih baik aku tidak menulis apa yang tidak aku rasakan, daripada aku menulis apa yang tidak aku rasakan.

Hal yang terus aku pelajari sampai sekarang adalah bagaimana membuat "menulis adalah memberkati".

Seiring berjalannya waktu.. yaa blog ini jadi sedikit lebih "layak" karena isinya udah diupdate.. =) thx buat semua yang udah kasi komen, walaupun komennya nggak di sini. ada yang di Wall FB, ada yang di nOtes FB, ada yang ngomong langsung. Semoga apa yang aku tulis juga bisa berguna buat semua yang baca. ooh iya, note tambahan.. merupakan hal yang bijak untuk bisa mempertimbangkan apa yang pantas atau enggak untuk kita tulis kalau akan kita publikasikan =)
Kalau memang itu untuk koleksi pribadi aja , yaah semacam diary, itu merupakan hak kita sepenuhnya. tapi kalau sudah dipublikasikan, sudah lain lagi aturan mainnya. Sekalipun menulis lebih bisa "diedit" daripada sebuah kata-kata yang sudah terlontar, tapi ingat bahwa ujung pena pun bisa lebih tajam dari sebilah pisau..yah walaupun dalam hal ini, kita nggak pake pena..;)

Friday, July 9, 2010

Keep On (Your) Track

Nyaris tengah malem, BlackBerry (BB) ku bunyi.. biasa, kalau malem intensitas penggunaan BB memang sedikit lebih tinggi. Soalnya kalo siang, umumnya orang udah sibuk sendiri-sendiri. Sedangkan kalo malem, waktunya santai – santai, nonton DVD atau TV untuk refreshing.. atau mulai ngelamun, merenung dari kejadian – kejadian sepanjang hari. Ujung-ujungnya, ambil BB, hp, ato telepon, trs mulai cerita-cerita sama temen untuk diskusi, tanya pendapat, atau sekedar cerita karena pengen didenger. Ahh.. ini juga salah satu pesan tambahan.. biasanya kalaaaauuuu yang curhat adalah cewek, bukan berarti dia sedang minta nasehat, minta komentar. Dia hanya punya satu tujuan, ingin didengar.

Gitu juga waktu hari Rabu, 7 Juli 2010. Aku lagi asik nonton TV waktu tiba-tiba BB ku bunyi. Aku lupa jam berapa, sekitar jam 11 malem kalo nggak salah. Yak, dan saat itu aku juga tahu kalau sesi curhat dimulai, saatnya dokter cinta buka praktik. Buat aku pribadi, asik-asik aja terima curhatan temen. Seperti waktu itu juga asik-asik aja. Singkat cerita, sesi curhat lanjut terus sampe jam setengah dua pagi. Dari hasil setiap cerita temen-temen, aku hanya ingin merangkum gambaran yang aku terima, and something that comes from my mind out.

Kadang, setelah berdoa untuk bisa ketemu the right one, kita akhirnya jadi “peka” kalo ada lawan jenis yang mendekat. Terus mulai mencocokkan “benarkah dia?” .
Yaa beberapa, yang memang sudah pas dengan waktu Tuhan, memang ketemu The truly right one, tapi ada juga yang (masih) meleset.
Kenapa kadang kita bilang dia mungkin adalah orang yang tepat? Mungkin karena kita mikir “iya, soalnya kalo diliat dia jalan searah sama kita”. Kalo dari gambar ini, kita bisa liat ada track 1, 2 and 3. Mari kita berandai – andai kalo kita ada di track pertama. Trus kita tertarik sama si dia di track nomer 2, trus (missaaall) mikir “kayaknya dia ini the one ku. Soalnya kita searah.. lihat deh, jalurnya dia sama aku, punya tujuan yang sama”.

Tapi mungkin kalo aku ngeliat dari sisiku, dari pemikiran si anak kecil yang juga masih belajar ini, aq mungkin memunculkan satu gambar lagi..


Dari gambar ini, yang aku pengen bilang..
Mungkin bukan orang yang kita lihat jalan searah sama kita, tapi orang yang juga ada di track yang sama kyk kita, hingga someday berdasarkan waktunya Tuhan, kita bisa “ketemu” atau yaahh.. “berpapasan”. Aku mengartikan track ini sebagai visi, passion. Munggkkiin..kita nanti ketemu sama orang yang visi nya beda, ato sekarang lagi sama orang yang visi n pandangannya beda sama kita. Tapi bukan berarti kita ada di lain track.
Contoh: A punya visi, passion, untuk bergerak dalam hal-hal yang menyangkut keluarga. B, punya visi untuk bergerak dalam hal – hal yang menyangkut lansia. Nah, IF they were really meant to be together, mungkin saat mereka sudah berkeluarga, mereka bisa melayani, mendamaikan keluarga-keluarga, mengajarkan bagaimana anak dan cucu, bagaimana hidup melayani orang tuanya, kakek-neneknya. Entahlah, banyak hal yang dapat dikerjakan bersamaan. Yah istilahnya kalo perusahaan tuh merger.

pada saat kita ada di track 1 atau 2 atau 3, kita noleh kiri-kanan, kita bakal ngeliat ada orang - orang yang searah sama kita. Tapi searah bukan kita nanti akan sampai di tempat yang sama. Orang yang akan berhenti di tempat-tempat yang sama dengan kita, adalah orang yang berada di jalur (track) yang sama dengan kita sekalipun tampaknya arahnya berlawanan. postingan ini hanya sebuah penggambaran, bukan untuk menggurui. Aku pun masih belajar dan terus menggali mengenai hal yang paling mendasar: aku ada di track mana?

Sunday, June 20, 2010

Putaran (nyaris) Akhir

Cerita sebelumnya:
Putaran Kelima Pacuan Kuda: Sidang Skripsi

Selesaiii sidang skripsi… perjuangan ternyata belooommm berakhir.
Ngapain aja? Baiklah, dengan sabar, satu persatu bakal aku tulis di sini.
PERTAMA: Revisi. Revisinya harus ngurus ke empat dosen. 2 dosen pembimbing, 2 dosen penguji. Nemuin satu dosen aja bisa 1 hari sendiri. Jadi janjian dulu, bawa lembare revisi, ditunjukkin. Kalo udah oke, ya lanjut ke dosen berikutnya. Kalo ga oke? Ya kembali lagi besoknya bawa revisinya. Di berita acara revisi, harus ngumpulin tanda tangan 4 dosen itu. Kalo revisi belom oke, ya empat dosen juga belom mau tanda tangan. Jadi yaah, lumayan..kalo diliat-liat, harus nyediain waktu 4 hari. Kejar – kejaranku pun dimulai. Ada yang bsia hari rabu, ada dosen yang bsia hari kamis, ada yang bakal keluar kota hari jumat.. uooo…Mau nggak mau, ada hari yang aku cuti dari kantor untuk bener-bener nungguin dosen yang suit ditemui.

KEDUA: Minta nomer ke Tata Usaha (TU). Gimana caranya? Habis kejar-kejaran tanda tangan sama 4 dosen, kumpulin berita acara revisinya ke TU. Dari TU, keluarlah nomer skripsi kita. TU jurusan tutup jam 15.30. Waktu itu hari jumat, aku “nongkrong” di kampus demi dapet tanda tangan. Akhirnya tanda tangan aku dapetin jam 15.28. Mepeeet sama jadwal TU tutup. Aku inget banget jam nya karena waktu itu TU udah nyaris tutup dan aku dengan muka melas penuh harap-harap cemas berharap aku masih bisa ngumpulin and dapet nomer. Apa yang akan terjadi kalo aku nggak dapet nomer di hari jumat (11/6) ini?
1. Ngurus nomer baru hari senin. Akibatnya: baru bisa ngurus CD skripsi hari senin. Sedangkan ngurus CD itu, harus memasukkan nomer skripsi, judul skripsi, sama tanda tangan 2 pembimbing and kajur. Bisa bayangin nyariin lagi dosen dan sliweran dari kampus habis dapet nomer, ke pengeprint’an CD, terus kembali lagi minta tanda tangan ke dosen – dosen untuk ditempel di CD. Fuuhh….
Puji Tuhan, dapet nomer di hari jumat. Artinya, di rumah bisa ngeprint CD, halaman kulit skripsi, dan smua dokumen-dokumennya. Buat apa? Buat hari senin (14/6) dibawa ke kampus, dan meluncur ke dosen, minta tanda tangan.. terus meluncur ke perpus untuk dicek di perpus.
Skripsi diapain di perpus:
Jadi begini, perjuangan belum berakhir. Di perpus, kita masukkin skripsi kita ke perpus lantai 6. Ditinggal sehari, buat di cek tata tulisnya.
Berlanjut ke hari selasa (15/6).
Perjuangan panjang pun dimulai lagi. Dari perpus, habsi tata tulis di cek, aku langsung revisi di kampus pake laptop dengan tujuan bisa kumpulin lagi ke perpus, jadi menghemat waktu.. saya bisa ngantor lagi dengan normal.
Habis revisi, berbekal flasdisk, meluncurlah diriku ke pengeprint’an. Hasilnya, semua pengeprint’an full sodara-sodara… Singkat cerita, setelah perjuangan panjang, akhirnya semua dokumen-dokumen sudah diprint. Habis ngeprint, bawa lagi ke perpus, buat approval. Perpus bagian revisi tutup jam setengah empat, aku sampe sana (lagi-lagi) setengah empat kurang dikit. Entah berapa dikit, yang pasti mepet. Habis approval dari perpus, harus ngeburn semua softcopy nya ke CD. Konyolnya, aku lupa scan 1 halaman pengesahan buat diburn. Mulailah muter2 lagi cari scanner. Berhasil scan 1 dokumen, di burn lah dokumen itu dalam bentuk CD. Habis diburn dalam bentuk CD, meluncurlah lagi aku ke bagian Puskom (Pusat Komputer) kampus, minta tolong untuk dokumen skripsiku di convert ke format PDF. Habis ngeburn di puskom, aku meluncur lagi ke perpus. Kali ini bagian pengumpulan soft copy. Sampe sana di cek lagi, dan ternyata, ada 1 halaman yang seharusnya di print ganda. Yaaak, perjuangan dimulai lagi… demi ngeprint 1 halaman, aku pun lari-lari lagi. Perpus bagian softcopy tutup jam 5, aku ngumpulin semuanya mepet banget sama jam 5. Bahkan lebih dikit.. terima kasih Tuhan untuk mbak perpus yang menolong sayaaa dengan memberi beberapa menit kelonggaran.
hasilnya, di hari Selasa ini urusan peprus SELESAI. Next apa?
Rabu (16/6)
Berbekal dokumen bukti penyerahan skripsi ke perpus, pas foto yang sudah disiapin (karena tau, lebih baik saat ada waktu nganggur, siapin perlengkapan administrative kalo nggak mau mondar-mandir ke kampus). Dimulailah pengurusan ke BAAK (Badan Administrasi dan Akademis Kemahasiswaan. Semoga singkatannya bener gini. 4 tahun kuliah dan aku ga’ inget-inget nih BAAK singkatan dari apa. Pokoknya aku tau tempatnya di mana dan untuk mengurus apa. Peace. )
Selesai isi form B4 di BAAK, lanjut ke pengisian data di career center. Habis ngisi dokumen di career center, lanjut ngurus ke KANITRA. Fuuuhhh… puji Tuhan, hari Rabu (16/6) pagi, semua selesaaaaiii… yeaaay..

Berikutnya apa? Yudisium. Apa itu yudisium?
Kita ngumpulin semua syarat-syarat administrative, trus dicek apa sudah lengkap semua dan kita layak wisuda. Oh ya, kl di jurusanku, ada lag yang namanya bikin makalah, minimal 10 halaman. Ini juga syarat yudisium. Jadi…bisa ketebak kan berikutnya apa?
Yak..perjuangan menyelesaikan berkas administrative ‘n makalah untuk yudisium….
Percaya nggak percaya, aku ngetik ini aja sampe ngos-ngos’an. Inget-inget perjuangan selama beberapa hari..dan masih dalam tahap penyelesaian untuk yudisium…

To be continued…

Putaran Kelima Pacuan Kuda: Sidang Skripsi

Cerita Sebelumnya: Putaran Keempat Pacuan Kuda : Sidang Mandiri
Yak..This is the day.. Inilah hari di mana 4 tahun kuliahku di Fakultas Ilmu Komunikasi – Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra akan aku pertanggung jawabkan. Hari di mana kerja kerassatu bulan ngerjain skripsi sambil kerja akan terjawab. Hari di mana aku sebagai kuda pacuan akan menyongsong garis finishku.
Selasa, 1 Juni 2010, jam 09.00 sidang skripsi atas nama Natasha Benita, NRP 51406001 pun diadakan. Intermezzo sedikit, aku suka sama waktu diadakannya sidang skripsiku. Kenapa?
Diadakan pada : tanggal 1 bulan 6
NRP ku adalah: 06 . 001 (514 adalah kode jurusan).
Tanggal lahirku: tanggal 6 bulan 1
Giliran maju: ke-1
Berbekal doa, iman, hikmat, dan kekuatan dari Tuhan, tibalah aku di kampus dengan kondisi yang siap. Pake Hem putih, celana kain hitam, bawa tas isinya buku-buku (just in case I will need it), plus tas laptop. Pake jam tangan warna tembaga, aku turun dari mobil and said to myself “okay, this is it!”.
Ada yang bilang hari – hari menuju sidang skripsi bakal tegang nggak karuan. Jujur, untuk orang yang gampang panik kayak aku, justru pikiranku relatif tenang. Sama sekali nggak ada kekuatiran walaupun kemarin waktu sidang mandiri, penelitianku dibilang “kosong”. Ini juga hasil dari berkoordinasi sama dosen pembimbing beberapa hari sebelum sidang skripsi. Karena itu, sekali lagi, aku bersyukur punya 2 pembimbing yang luar biasa, Fanny Lesmana, S.Sos., dan Desi Yoanita, S.Sos.
Okaaay..aku sudah tenang, giliran orang-orang sekitarku yang kayaknya “sibuk” menenangkanku. Dari tanggal 31 mei 2010, HPku buuunyyii terus.. isinya telepon and pesen yang mengamanatkan aku untuk tenang and rileks. Aku yang awalnya tenang, jadi malah bingung, ni yang bingung benernya siapa.. I’m doing great. Weell, tapi itu semua juga karena mereka sayang sama aku. Thx guys.. =)
Kembali lagi di hari H. Begitu sampai kampus, aku ke ruangan Miss desi (MD) dulu. Ngobrol..sama – sama menyiapkan diri. Jam 09.00, aku menuju ruang rapat dosen, karena di sanalah sidangku bakal dilaksanakan. Kemudian disusul MD and kak Fan (Fanny Lesmana, S.Sos, pembimbing 1 ku). Kita masuk dulu ke ruang siding, kita berdoa bertiga dulu, sambil menunggu dua dosen penguji untuk masuk. Kondisi jantung and pikiran ku saat itu: relatif stabil.
Tidak lama waktu berselang, masuklah ketua tim penguji. Disusul oleh dosen penguji kedua beberapa menit kemudian. Aku menjelaskan penelitianku, bab demi bab dengan penuh keyakinan. Kalo ditanya tegang, sebenernya sih lebih tegang waktu mau sidang mandiri n sidang seminar (proposal skripsi). Kenapa? Karena kalo sidang skripsi, aku sih ngerasa PD aja, karena aku tahu dosen pembimbingku ada di ruangan. Yaah, kurang lebih kayak ngerasa ada ¬back-up hehehe..
Selesai presentasi, dimulailah babak tanya jawab. Aheeey.. ini babak yang seru dalam presentasi skripsi. Dimulai pertanyaan dari ketua tim penguji. Dilanjutkan dengan pertanyaan dari penguji kedua. Satu catatan buat yang mau maju sidang skripsi: sidang skripsi nggak se-menyeramkan yang kita bayangin. Lebih kayak diskusi tentang penelitianmu, mengapa, bagaimana, kapan.. yah begitulah.
Selesai tanya jawab, aku dipersilahkan untuk keluar dulu dari ruangan sidang. Menunggu di luar, sambil para dosen merundingkan hasil sidangku. Aku keluar ruang sidang dan diserbu pertanyaan sama beberapa mahasiswa yang lagi nunggu giliran sidang, “gimana di dalem?”, “diuji siapa?”, “ditanyain apa?” dan jawabanku Cuma satu: santai ajaaaa..yang penting kita menguasai materinya.
10 menit kemudian, aku dianggil lagi masuk ruang sidang. Di sinilah hasil presentasi ku akan disebutkan jawabannya. Thx God, aku lulus. Ya, lulus..
Kenapa ditulisnya kayaknya datar? Bukan nggak bersyukur, Cuma rasanya kayak sudah habis tenaga untuk bisa bersorak bahagia. Hal yang ada di hati waktu itu bener-bener Cuma bisa nyebut : terima kasih Yesus, terima kasih Yesus. Nggak tau sampe berapa kali. Begitu keluar ruang sidang, hal yang ada di kepala Cuma :SUDAH SELESAI…..
Ucapan dan pelukan selamat dari temen – temen pun berdatangan. Fiuuuhh… kayak beban 4 tahun sudah terbayar……..
Terus, kalo sidang skripsi udah selesai..next nya apa?
To be continued to

Putaran (nyaris) Akhir

Wednesday, June 2, 2010

Putaran Keempat Pacuan Kuda : Sidang Mandiri

Cerita Sebelumnya:
Putaran Ketiga : The Time Is (really) Running Out

Setelah skripsi berhasil terkumpul, bukan berarti langsung menuju ke sidang skripsi. masih ada beberapa syarat lagi di jurusanku untuk bisa sidang skripsi. Okay, akan aku Breakdown syaratnya:

1. Mengikuti Sidang Mandiri, sebagai Penyaji
2. Menjadi peserta sidang mandiri minimal 10 kali sepanjang semester pengajuan skripsi. Termasuk di dalamnya minimal 1 kali sebagai moderator bagi penyaji lain
3. Sebagai peserta, Mengajukan minimal 5 pertanyaan, dari keseluruhan sidang mandiri yang diikuti dalam 1 semester.
4. Saat menjadi penyaji, harus mengumpulkan minimal 10 peserta. Syarat sebagai peserta adalah mahasiswa yang sudah lulus seminar.
5. Saat menjadi penyaji, harus mendapatkan minimal 5 pertanyaan dari peserta.

pertanyaannya, apa itu sidang mandiri? sidang mandiri tuh kayak sidang praskripsi. jadi juga ada 2 dosen yang bakal tanya ke kita, sebagai penyaji, terkait skripsi yang udah kita buat. penguji sidang mandiri, dan penguji sidang skripsi nantinya bisa sama, bisa juga beda.

Berhubung aku dari awal nggak ada rencana untuk maju sidang semester ini, jadi di sidang-sidang mandiri sebelumnya, aku sama sekali nggak dateng. kesimpulannya, dalam waktu 3 hari diadakannya sidang mandiri tahap ini, aku harus dateng minimal di 10 sidang temen-temen. Yah memang banyak temen yang maju sidang mandiri juga di tahap ini, tapi kan dalam 1 kali sidang, bisa langsung 3 orang. nggak mungkin kan aku ada di 3 tempat sekaligus. Puji Tuhan, dalam waktu dua hari, 10 kehadiran ke sidang mandiri lain berhasil terpenuhi, bahkan lebih. aku minimal tanya 5 pertanyaan juga sudah terpenuhi, malah total aku tanya sekitar 7 kali.

Hari kedua penyelenggaraan sidang mandiri adalah giliranku maju, jam 12, hari kamis, tanggal 27 Mei 2010.
Puji Tuhan, peserta sidangku lebih dari 10. Pertanyaan demi pertanyaan pun diajukan, baik dari dosen maupun dari peserta.

Begitu panjang proses sidang mandiri, singkat cerita aku keluar sidang mandiri sambil melongo. Kenapa? pernyataan dan pertanyaan dari dosen penguji sidang mandiri membuat down. intinya adalah penelitianku ini sepertinya..."kosong". nggak ada isinya.. Tapi ya udah, toh skripsiku udah terkumpul, beberapa hari lagi juga sidang skripsi.

Berkonsultasilah aku sama dua dosen pembimbingku, tentang masukan dan pertanyaan dari penguji sidang mandiri. Puji Tuhan dan Terima Kasih Tuhan aku punya 2 dosen pembimbing yang selalu bisa menenangkanku. Kita diskusi, menyiapkan "formula" supaya aku siap untuk sidang skripsi minggu depan.

Final Presentation, here i come...

to be continued...

Akhir Putaran Ketiga: The Time is (really) Running Out

Cerita sebelumnya:
Putaran Ketiga Pacuan Kuda : Time Is Running Out

Senin 24 Mei 2010

Pagi jam 08.00 Udah sampe di kampus.
Perlengkapan:
7 Rangkap Skripsi
1 laptop
1 tas isinya buku and barang pribadi

First Stop: BAAK
Ngurus transkrip nilai, yang notabene salah satu syarat ngumpulin skripsi. Ngurus jam 8 pagi, dan baru selesai jam 2 siang. Baiklah, berdasarkan "selentingan" yang beredar, batas akhir pengumpulan jam 12. terus gimana? ga tau, pasrah.

Next stop: TU Jurusan
minta KRS, yang juga syarat pengumpulan. Waktu di TU, baru tau kalo ternyata juga ada form checklist pengumpulan. Dan jelas, kalo aku juga nggak punya form itu. Baiklah, meluncur ke fotokopian untuk ngedapetin tu form.

Next stop: ruang kajur a.k.a ruang MD
Mau minta tanda tangan untuk lembar pengesahan. MD pun sukses membubuhkan tanda tangannya di lembar pengesahan.

brarti yang kurang: transkrip nilai, and tanda tangan pembimbing 1. nongkrong di kampus, nunggu sampe pembimbing 1 alias kak fan dateng..
sambil nunggu waktu, bantuin temen, henry saputra alwi, yang juga berjuang untuk bisa ngumpulin skripsi hari ini.
jam demi jam berlalu, ni skripsi nggak kunjung ditanda tangani...dag dig dug..

Pengumpulan skripsi yang "gosipnya" jam 12, aish diberi toleransi pengumpulan sampe jam 3 sore. Yooosshh, jam setengah 2 langsung meluncur ke BAAK untuk ngurus transkrip, and DONE. Terus nagih tanda tangan dari kak fan, and DONE. 7 Rangkap Terkumpul!

What else can i say kalau bukan itu semua karena Kasih Karunia-Nya. Logically, there are few things that might have stroked me back:
1. Verdict by Kak Fan and MD which said it was impossible for me to submit my mini-thesis by this semester.
2. As we know at first, mini-thesis supposed to be due on may, 17th 2010.
3. I worked on my mini-thesis while working. i couldn't be focus just on my research to finish it early

After all, People might say anything, but all i know is: HE REIGNS and HE'S ALIVE! Do our part as best as we could! nggak perlu mikir kapan ini akan selesai, untung-ruginya. percayalah segala sesuatu tidak akan sia-sia. Nggak ada yang nyangka aku bisa ngumpulin tanggal 24 Mei 2010, karena dari awal, aq sudah divonis baru selesai semester depan sama dosen pebimbingku. Nggak ada yang nyangka tanggal pengumpulan tiba-tiba bisa mundur seminggu. Sekalipun mundur seminggu, aku pun masih nggak nyangka kalo ternyata aku bisa menyelesaikan tepat waktu. tercatat 21 APRIL 2010 Bibingan bab 1, 22 MEI ACC KESELURUHAN. 1 bulan! It was all by HIS GRACE and GREATNESS, it has always be, and will always be by HIS GRACE and GREATNESS.

Be Ready For Every Challenge, for if you were ready, every challenge would be a great opportunity to move forward!

Continued to: Putaran Keempat : Sidang Mandiri

Putaran Ketiga Pacuan Kuda: Time Is Running Out


Cerita Sebelumnya:
Putaran Kedua Pacuan Kuda: Proses Bimbingan

dari tanggal pengumuman kalo pengumpulan dimundurin, bimbingan masih berjalan seperti biasanya. jadi begitu aku selesai bimbingan, langsung revisi and progress sebisa mungkin aku kerjain malemnya. besoknya kerja di kantor, selesain semua tugas kantor, malem lanjut garap skripsi lagi. bersenang-senang? itu ada di kamus hidup di halaman paling belakang untuk sementara...

mulai tanggal 17 Mei hingga 24 Mei, intensitas bimbingan pun menggila. Menggila bukan cuma karena Kak Fan and MD yang menyediakan waktu lebih buat aku, tapi karena aku yang ngejar mereka. Progress demi progress kalau bisa aku kerjain cepet, trus kalo bisa aku camping sekalian di kampus. otomatis,Mau ga mau harus ijin cuti dari kantor untuk sementara demi menyelesaikan huru-hara ini.
Dari tanggal 19-21 Mei aku gila-gila'an camping di kampus, dari pagi sampe sore, ngerjain skripsi, trus langsung bimbingan. itupun masih harus sliweran ke pengeprint'an buat ngeprint. jadi habis ngetiikk, ngeprint, bimbingan. Habis bimbingan, revisi, ngeprint lagi, bimbingan. Telepon HP juga terus nyala, gimanapun juga urusan kantor nggak bisa ditinggal. Badan bisa cuma ada di kampus, tapi kepala langsung ada di dua tempat. Jujur, aku menggila....

Bahkan sampai hari Jumat, tanggal 21 Mei, bab 4 dan 5 belum fix... Sudah nggak ada pikiran, tanggal 24 Mei masih bisa ngumpulin atau nggak. kayak kata kak fan "sudah, yang penting lakukan apa yang bisa kamu lakukan".
Jumat malem, seorang teman bernama henry kirim pesen ke HP: "Cha, sudah ngurus transkrip n KRS buat syarat ngumpulin skripsi?"
jawabanku: "APAA?? pake syarat2 begitu? aq lho belum ngurus apa-apa."
Okay, itu Jumat malam, yang mana administrasi kampus sudah tutup, hari sabtu juga tutup. berarti Senin baru bisa diurus, sedangkan biasanya kalo ngurus makan waktu 1 hari. Jadi kalo diurus Senin, baru selesai Selasa. DAG DIG DUG. Gimana dong? biarlah itu jadi misteri hari Senin, since nothing i can do. maklum, gara-gara nggak nyangka kalo ada kemungkinan masih bisa kumpul tanggal 24 Mei, jadi yaa.. santai aja, nggak terlalu merhatiin syarat-syarat pengumpulan. Terus waktu hari-hari ini menggila, makin nggak fokus sama syarat2 pengumpulan soalnya cuma kepikiran "gimana caranya nyelesai'in ini?"

tgl 22, hari sabtu: bimbingan udah di atur seharian. Pagi di Galaxy Mall, Sore di PTC. Pagi bimbingan bab 4 dan 5 sama MD. Puji Tuhan, setelah berjam-jam bimbingan, ACC. langsung lanjut ke rumah dulu, ngeprint utuh dari bab 1-5, cepet2 meluncur di PTC untuk ketemu kak fan.
Sampe PTC, bimbingan rame-rame sama anak bimbing yang laen. Salah satu cafe di PTC serasa udah berubah jadi warnet. Isinya sekumpulan perempuan, dengan laptop yang menyala di sana sini untuk bimbingan. singkat cerita, hasilnya: Taraaaa.... Puji Tuhan Acc. fiuhh.... tanggal 21 April bibingan bab 1, tanggal 22 Mei ACC smuanya.

Minggu tgl 23 Mei 2010: Fotocopy Rangkap 7.
Senin, 24 Mei 2010: ...to be continued to Akhir Putaran Ketiga Pacuan Kuda : The Time is (really) Running Out

Tuesday, June 1, 2010

Putaran Kedua Pacuan Kuda: Proses Bimbingan

Cerita sebelumnya:
Putaran Pertama Pacuan Kuda: Pemilihan Pembimbing


Setelah mudiknya diriku pada kedua pembimbingku, yaitu kak fan and MD, dimulailah maraton bimbingan kami.

Waktu bimbingan:
Bu fanny: tiap selasa pagi
MD: by appointment.

Tempat: mostly di kampus, tapi kalo ada bimbingan tambahan, misaaall di hari sabtu, maka bimbingan juga "ngungsi" ke mall. salah satu tempat nongkrong di mall pun jadi tempat proses bimbingan berlangsung. berbekal kertas bejibun, sama laptop. Bimbingan pun berlangsung di mall.

Bimbingan sekitar 1 minggu sekali, sama masing-masing pembimbing. Tiap kali aku bimbingan, itu bener-bener dari kantor, terus lanjut bimbingan ato sebaliknya. Jadi ke kantor dengan membawa setumpuk "huru-hara skripsi" dan ke kampus pun juga membawa "huru-hara kantor". sampe rumah, semua "huru-hara" itu numpuk. Hal yang ada di kepalaku: uooo.. jenuh aaah... tapi, ya sudah lakukan terbaik apa yang aku bisa.

Just trying to be honest, ada waktu-waktu di mana aku sampe nangis. Nangis karena rasanya terusss mikir, jenuh. Nangis karena "jengkel", karena temen lain cuma kerjain skripsi, terus bisa nongkrong, nonton, have fun. kalopun temen-temen ada revisi, bisa pagi ato siangnya di kerjain. kalo dalam duniaku, cuma ada kata-kata "kantor, kampus, trs malem garap skripsi", dan begitu seterusnya sampai hari-hari berikutnya.
belom lagi kalo udah pusing mikirin skripsi, masih juga ada tanggungan di kantor yang perlu di selesaikan. serasa kerutan di dahi semakin bertambah karena mikir, sementara berat badan terus berkurang. Tapi hal yang ada di kepala : Tetap kerjakan apa yang bisa kamu kerjakan, karena tidak ada yang sia-sia. Kekuatan dari Tuhan yang menguatkan =) nggak lupa, support dr orang-orang sekitar, it really strengthen me up.

Cukup sudah cerita tentang keluh kesahnya.. lanjut lagi..

bab demi bab, lanjut terus ngerjainnya.. udah nggak ada pikiran "kira-kira kapan skripsi ini selesai?" yang ada di kepala cuma "yang penting kerjain aja.. kalo beres, ya maju ke bab berikutnya".

Puji Tuhan, bab 1, 2 ,3 cepet progressnya.
tanggal 11 Mei 2010, bab 1-3 sudah beres. sama dosen penbimbing, aku boleh lanjut ke bab 4 secepatnya. Pada hari yang sama, aku baru tau kalo ternyata pengumpulan skripsi ditunda, dari tanggal 17, jadi tanggal 24 Mei 2010. kalau dipikir-pikir, sekitar 2 minggu dr tanggal dimana bab 1-3 ku disetujui.

Jujur, aku udah nggak berpikir muluk-muluk kalau tanggal 24 bisa ngumpulin atau nggak. Soalnya dari awal juga udah di"vonis" sama Kak Fan n MD kalo aku baru bisa selesai sekitar semester depan tahap pertama. itu sekitar bulan September. Jadi secara mental, aku udah siap dengan kemungkinan baru bisa selesai semester depan. lagian kalau dipikir secara logika manusia, aku lhoo 2 minggu sebelum tgl 24 masih ada di bab 3, belum masuk ke bab 4 and 5.

sempat ada temen yang tanya "kamu ngumpulin ntar tanggal 24 Mei?"
aku cm senyum, and noleh ke kak fan "yaaah, nggak brani ngomong deh, yang penting kerjain apa yang bisa dilakukan"...

continued to: Putaran Ketiga Pacuan Kuda : The Time Is Running Out

Putaran Pertama Pacuan Kuda: Pemilihan Pembimbing

Yak, hari-hari di mana aku dalam lingkaran skripsi and kerjaan, masih aku sebut dengan arena pacuan kuda. cerita ini, masih sambungan dari posting aku dalam pacuan kuda

Habis sidang proposal, begitu lulus, aku nunggu munculnya nama dosen pembimbing.
kalo diitung-itung sih, sekitar tanggal 8 atau 10 April mungkin seharusnya udah keluar nama dosen pembimbing.

Target pribadi:
awal April : muncul nama dosen pembimbing
Pertengahan April - awal Mei: bimbingan. yah lumayan lah, sekitar 1 bulan lebih.
17 Mei : Selesai & deadline pengumpulan skripsi.

Kenyataan:
Awal april: nama dosen pembimbing belom muncul
pertengahan-akhir april: baru muncul nama pembimbing
17 Mei: tetap menjadi tanggal deadline dan aku pasrah, nggak tau cukup ato nggak ini waktunya

Pertengahan april, waktu lagi di kantor, tiba-tiba HP bunyi... tanda message masuk.
Fanny Lesmana, salah satu dosenku, kasi' kabar siapa aja nama dosen pembimbingku, yaitu Fanny Lesmana and Desi Yoanita.
Ijinkan aku untuk jujur di blog ini, waktu itu pemikiran di kepala: "waduh, ini kan 2 dosen yang nyidang aq kemaren di sidang proposal".
aku pun bales message dg santai: oh baiklah kak, kapan kita mulai bimbingan?
Bu fanny: 'minggu depan hari Selasa pagi"
aku: "okay..."
sebagai info tambahan, yaaah.. memang aku and 2 dosen pembimbingku ini secara personal memang deket. makanya sampe muncul panggilan "kakak-adek" diantara kami.

Minggu depannya, tgl 21 April 2010, sekitar 3 minggu sebelum deadline skripsi:
dimulailah bimbingan perdana sama pembimbing 1, Fanny Lesmana. Dag Dig Dug penuh tanya, apa yang akan terjadi di bimbingan pertama ini.
seperti biasa, dimulai dengan perombakan bab 1 alias bab pendahuluan. setelah proses bimbingan sama pembimbing yang biasanya aku panggil "Kakak", aku pun tanya:
"kak, aku bimbingan sama MD (singkatan kami untuk Desi Yoanita) kapan? aku belom dapet balesan SMS hehe.."
kak fan: "ntar ya kakak tanyain ke dia"....lalu dia pun pergi keluar ruangan.
(15 menit berlalu)..
kak fan: "mmm.. dek, kakak baru ketemu MD dan ada beberapa hal yang kami lupa bilang".

Kak fan pun cerita kalau dia and MD tidak menyanggupi kalau harus meluluskan aku di semester ini, karena kak fan juga sibuk dengan thesis nya, yang puncak observasinya dilakukan di minggu - minggu akhir deadline skripsiku. Selain itu, kak fan juga masih ada tanggung jawab untuk mengajar di tempat lain. MD juga sdg menempuh studi S2, dan juga berbagai kesibukan sbg ketua jurusanku. jadiii..kalau mau selesai dalam semester ini, alias 3 minggu lagi deadline, silahkan cari dosen pembimbing lain.

Besoknya, aku ketemu sama Grace Swestin a.k.a Miss G, sebagai koordinator skripsi, tentang penggantian dosen pembimbing.
waktu tau tentang ada kemungkinan aku ganti dosen pembimbing, ada temen yang komentar, "wah, syang kalo kamu ganti dosen. soalnya waktu aku tau siapa dosen pembimbingku, aku cuma mikir kalo 2 dosenmu tuh udah 'kamu banget', udah klop".
Dari obrolanku n Miss G, aku ditawari beberapa nama sebagai pengganti... dan..pada akhirnya aku ambil pilihan yang lama, yaitu: aku tetap dibimbing sama Kak fan n MD, sekalipun aku nggak selesai skripsi semester ini. Which means, aku bakal sering ijin dari kantor untuk bimbingan, sampe semester depan..

Hai kak fan and MD, saya siap mengarungi skripsi bersama anda...=)
(to be continued to: Putaran Kedua Pacuan Kuda : Proses Bimbingan )

Thursday, March 25, 2010

aku dalam pacuan kuda

jujur aja kalo broadcast message (pesan berantai) emang ga pernah aku baca. Biasanya aku buka terus tekan “Delete”, muncul pilihan “End chat?, and I just simply choose “Yes”. End of story

Suatu waktu beredar broadcast message yang isinya tentang pacuan kuda. Isinya kurang lebih gini:

If life is a racing track, and you are the racing horse, let God be your Rider.

If you are suffering in pain, remember that God is pushing you to be the winner.

Broadcast message ini sesuai sama apa yang akhir – akhir ini aku rasakan. Jadi sebelum tu pesen sampe di HP ku, aku udah ngejalanin yang namanya seperti jadi kuda pacuan. Kok bisa?

Jadi gini, dari sekian banyak peran yang aku mainkan di dalam hidupku, sekarang ada 2 peran besar yang aku jalanin dalam waktu yang bersamaan. Pertama, sebagai mahasiswa tingkat akhir yang berjuang untuk mendapatkan gelar Sarjana dengan cara nyelesain skripsi (fiuh, ngetiknya aja bikin merinding disko). Kedua, sebagai karyawan di sebuah perusahaan. Okee.. skripsi & kerjaan.. It takes two to tango, right?

Capek? Iya. Stres? Iya.. Hal yang awalnya ada di kepalaku adalah:

“ Temen – temen enak ya, bisa Cuma ngerjain proposal skripsi aja, ga pake kerja. Masih bisa hang-out, masih bisa bangun siang, masih bisa santai – santai. Aku gini udah pagi kerja sampe sore, sore masih lanjut ngerjain skripsi sampe malem, blom lagi kalo ada revisi, bimbingan, pagi udah kerja lagi.. auooo.. saya ingin masa mudakuuu!! (note: kata – kata terakhir Cuma tambahan dan memang berlebihan hihihi..)”

Secara jujur aku cerita, aku adalah orang yang gampang panik. Pernah temen yang udah aku anggep kayak kakak sendiri sampe menganugerahkan gelar “Miss Panic 2008” buat aku. Sekarang dalam kondisi kerjaan n pembuatan proposal skripsi, rasanya udah seru.. ngeliat tanggal merah di kalender udah bikin jingkrak – jingkrak. Bisa refreshing rasanya berharga bangeeet..

Tiap hari yang dijalanin, kayak udah ada pattern yang jelas. Pagi kantor, sore pulang, kerjain proposal skripsi. Besoknya juga gitu lagi.. Pikiran kalo pagi full di kerjaan, malem masih terus ON buat proposal skripsi. Jarang – jarang ada waktu nganggur untuk chat sama temen, maen twitter or facebook. Aku ajdi nggak tau gimana kabar temen – temen yang mungkin lagi sama pusingnya ngerjain proposal skripsi. Hal yang aku tau Cuma 1, aku focus sama kerjaan dan proposal skripsiku aku kerjain sebaik-baiknya.

Hari – hari jadinya kerasa cepet, soalnya adaaa aja yang dikerjain. Tiba – tiba udah deadline pengumpulan proposal. Kalo udah ada deadline, nggak lama disusul dengan munculnya jadwal sidang proposal. For your information, di jurusanku, sidang proposal kesannya lebih serem daripada sidang skripsi. Karena di sini dilihat apakah penelitian mahasiswa udah bener nggak fondasinya. Ga heran hari – hari menjelang sidang, temen – temen semua heboh tegang. Semua berharap nggak dapet giliran pertama. Tapi jujur yang aku pikir justru kebalikan : “lebih cepet selesai, lebih baik”.

Aku mengenal diriku dengan sangat baik. Kalo aku ditaruh sidang di hari belakang – belakang, bsia – bisa aku ikutan panic soalnya denger kabar tentang sidang – sidangnya temen – temen. Mungkin bisa baik, bis akurang baik, tapi tetep aja ngebayangin pertanyaan yang muncul, denger cerita mereka, bisa – bisa itu bikin aku malah kepikiran.

Taraaaa..i got the first! Hari pertama, jam pertama!. Hari – hari menjelang sidang, aku masih sibuk di kantor. Sampe rumah juga Cuma sempat baca – baca proposalku sebentar. Perasaanku, aku sudah cukup mengerti arah penelitianku ke mana. Sampai akhirnya sampailah di hari sidang. Singkat cerita, aku keluar dari ruang sidang sambil berurai air mata. Air mata bahagia. Aku lulus sidang proposal, thx God. Sekarang terus maju untuk skripsi.

Hal yang aku tangkap pada hari – hari ini adalah, Tuhan mendidik aku dengan cara yang berbeda. Aku selalu minta untuk dididik dengan cara yang mudah. Aku berharap untuk hal – hal di sekitarku jadi lebih mudah buat aku, hingga akhirnya aku dihadapkan pada dua hal, yaitu kerja dan skripsi yang cukup bikin pontang – panting dan panik. Tapi dari situ aku tahu, aku sedang diamankan olehNya.

Andaiii..aku nggak sambil kerja, banyak waktu yang bisa aku pake untuk twitter, Fb, chat, dan otomatis..aku bisa melihat kekuatiran temen – temen di sekitarku. Dengan aku yang gampang panic, jujur aja hawa – hawa “kuatir” kayak gitu justru bikin aku lebih stress. Bukan berarti aku menyalahkan temen – temen yang kuatir, hal itu masih wajar. Cuma buat aku secara pribadi, itu nggak baik buat diriku hehehe..

Tuhan, sebagai pengendaraku, dan aku sebagai kuda pacuan. Aku lagi dipakaikan kacamata kuda. Kacamata itu biasa dipake supaya kuda ngeliat focus ke depan, dan nggak bingung karena ngeliat kiri kanan nya. Tuhan percayakan kerjaan, supaya aku lebih focus sama apa yang ada di depanku. Aku nggak menghabiskan waktuku untuk memikirkan ketakutanku dan ketakutan – ketakutan di sekelilingku. Yang ada di kepala Cuma kerja, skripis, kerja, skripsi. Istilahnya, aku lebih baik nggak tau apa – apa, daripada aku tau banyak dan itu melemahkanku.

What’s next? Kuatkan kaki, terus maju, dan..terus belajar untuk percaya penuh pada Pengendaraku.



continued to: Putaran Pertama Pacuan Kuda: Pemilihan Pembimbing