Children love to draw.. yeaah.. rasanya semua anak suka ‘gambar. Sekalipuuunnn mereka nggak hobi, tapi..pasti mereka suka coret – coret. Coba deh dikasi kertas kosong sama spidol, nggak lama pasti tuh kertas udah berisi coretan – coretan yang kita sendiri nggak tau apa itu artinya. Jangankan kertas, tembok rumah pun bisa jadi korban. That was what I did at my home when I was a child.
Saat seorang anak menggambar atau mewarnai, yang dia gambar adalah apa yang ada di kepalanya. Apa yang ada di impiannya. Apa yang dia bayangkan.. kadang warna laut yang menurut kita biru, bisa jadi merah di tangan seorang anak kecil. Well, itulah bayangan seorang anak. Tapi apakah iya semua anak punya angan dan impian seindah itu?
Suatu siang yang supeeerrr dupeer panassss (heran,kotaku tambah hari tambah paanasss), waktunya makan siang. Meluncurlaahhh aku n beberapa rekan buat lunch.. di mobil aja rasanya udah panas.. bahasa slang nya “mak nyoss”
Singkat cerita, tibalah kami di sebuah resto cepat saji (alias fast food resto). Jalan dari parkiran mobil, sampe ke pintu masuk aja rasanya nggaakk karuaaann panasnya. Maklum, adanya tempat parker outdoor. Jadi yaaahh…cepet2lah kami bertiga masuk n order makanan. Fiuuhh.. di dalem asooy. Dingin..nyaman. apalagi makanannya juga menjadi penyelamat buat perut yang keroncongaann… lapaarr hebaat..
Selesai makan, waktunya buat kembali ke aktifitas semula. Keluarlah kami dr tempat makan itu, dan berjuang menahan panas dari matahari yang pas di atas ubun2 kepala. Kayaknya kalo buat jemur pakaian, 1 jam aja udah kering tu baju kalo panasnya kayak begini. Sambil berlari – lari kecil, larilah aku menuju ke mobil.
Di deket mobil, ada beberapa pohon kurus – kurus, tapi lumayan lah buat berlindung dari panas. Karena panas yang luar biasa, akupun cepet - cepet masuk ke mobil. Namun samar – samar sebelum aku menutup pintu mobil, tiba – tiba ada suara,
“ mbak, mau beli Koran?”. Sontak aku menoleh..dan aku melihat sesosok bocah laki – laki duduk di bawah bayang – bayang pohon yang berjajar. Kalo dari penampilannya, usianya sekitar baru 8 atau 9 tahun. Aq lihat di sekitarnya ada setumpuk Koran yang masih menumpuk, padahal hari sudah siang..bahkan sudah lewat dari tengah hari! Selain Koran, ada sebuah kardus yang masih berbentuk kotak utuh, namun bagian atasnya terbuka.
Hal berikutnya, aku pun menutup intu mobil. Bocah tersebut hanya memandang ke arah pintu mobil dan dia pun berhenti menawarkan Koran yang dijualnya. Beberapa detik kemudian, satu hal yang aku tahu, hal yang muncul di kepalaku adalah “berbagilah”. Sontak aku melepaskan sabuk pengaman yang sudah sempat aku pakai, dan aku pun melangkah keluar mobil. Aku berjalan ke arah bocah itu dan memberikan padanya apa yang aku bisa beri. Bagiku, bocah tersebut bukan meminta – minta. Dia bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Setelah menerima pemberianku, bocah itu hanya duduk dan mengambil kardus yang sedari tadi ada di dekatnya. Ternyata kardus itu dia gunakan untuk memasukkan kepalanya hingga sebatas pundak. Melindungi bagian kepala hingga pundak dari panas yang menyengat, untuk kemudian bisa tertidur sesaat.
Kalau aku bisa duduk nyaman di mobil dan merasa panas, bagaimana dengan dia?
Kalau aku bisa makan di tempat yang enak dan dingin, bagaimana dengan dia?
Aku mungkin tidak pernah mengajarinya menggambar atau mewarnai.. tapi hal yang aku tahu adalah..aku bisa membantunya untuk mengetahui tentang kasih. Semoga kelak, dia juga tahu dapat mewarnai dan mengisi dunia ini dengan kasih. Menggambar dan mewarnai bukan hanya pekerjaan anak kecil, tapi itu juga tugas kita sebagai orang yang lebih dewasa untuk “mewarnai dan menggambar” anak – anak kecil sekitar kita dengan kasih, sebab mereka tak ubahnya seperti sebuah kertas, di mana banyak cerita yang dapat ditulis di dalamnya.
next comments in: http://www.facebook.com/home.php?#/note.php?note_id=134494022650