Sayup - sayup dalam
tidurku dapat kudengar kedua anjingku menggonggong. Semakin lama terdengar
semakin nyata, hingga akhirnya kepalaku mulai dapat mengambil kesimpulan kalau
ini sudah pagi, dan anjing-anjing benar-benar menggonggong. Bukan hanya mimpi.
Yeah,entah
bagaimana caranya setiap jam lima pagi kedua anjingku kompak untuk
menggonggong, yang akhirnya itu seperti alarm alami yang kumiliki di rumah.
Akupun mulai curiga,jangan - jangan mereka pernah menemukan jam tangan bekas,
lalu menguburnya entah di sebelah mana di halaman rumah, dan belajar cara
membaca jam. Mereka memang sangat pintar untuk mengenal waktu, namun yang
mereka tidak tahu adalah : INI ADALAH HARI LIBUR!!
Dengan (sangat)
malas aku pun mengumpulkan sisa-sisa kesadaran yang masih berserakan antara
alam mimpi dan nyata. Ada rasa aneh di bagian wajahku, terutama mulut. Rasanya
kaku sekali untuk digerakkan. Setiap aku mencoba membuka mulut, ada rasa nyeri
yang timbul di bagian dalam pipi sebelah kananku. Bila aku menutup mulutku,
seakan-akan aku seperti bisa melihat pipi kananku sedikiiitt mmbengkak.
Dengan langkah
gontai namun diliputi rasa penasaran dan didukung dengan rasa sakit yang
mengganggu, aku pun menuju cermin di kamar. Setibanya di depan cermin, kubuka
mulutku dan bisa kulihat bagian dalam pipi kananku memerah.
" Aneh ",
pikirku. Aku mulai berpikir dan mencari beberapa kemungkinan penyebab
memerahnya bagian ini, namun hasilnya nihil.
Yah, bagaimanapun
juga hidup harus terus berjalan yang berarti walaupun sakit, tapi aku tetap harus
dan perlu makan. Rasa nyeri hanya sedikiiittt memengaruhi nafsu makan, jadi di
hari pertama ini aku bisa makan dengan sedikit tenang sambil berharap esok hari
akan lebih baik.
Hari kedua, rasa
nyeri semakin menjadi. Saat aku melihat ke cermin, misteri mulai terjawab. Aku
bisa melihat seperti bintik putih di bagian dalam pipi kananku. AHA!! itu dia!
sariawan! Ada perasaan lega yang terbersit, karena HANYA sariawan. Namun juga
timbul pertanyaan. " kok bisa?"
Kalau ditelusuri,
aku sangat jarang sariawan sejak dari kecil. Kalaupun akhirnya sariawan, itu
karena enggak sengaja tergigit atau tertusuk sesuatu waktu makan yang akhirnya
melukai bagian dalam mulut.
Saat jam makan pagi
pun terbuka lagi sebuah kenyataan, kalau sudah muncul satu sariawan lagi di
bawah lidah. Aarrghh! kenapa ini sariawan tiba-tiba berkomplot untuk tiba-tiba
eksis. untung mereka enggak begitu mengikuti tren, yaitu buat semacam boyband
atau girlband yang anggotanya sekarang bisa se-RT. Cukup duo aja.
Cukup dua sariawan
untuk membuat nafsu makan dan bicara berkurang. Jangankan bicara, mau senyum
aja pipi rasanya kaku. Makanan enakpun kenikmatannya sedikit berkurang
(walaupun tetap aja enak). Suatu hari sambil makan siang dengan perlahan,
akupun berpikir sebab munculnya sariawan yang tiba-tiba unjuk diri, padahal
konsumsi vitamin juga oke.
Tiba-tiba aku
teringat beberapa hari sebelum ini aku mengganti sikat gigiku. Tampaknya
sariawan-sariawan ini muncul seiring dengan masa penyesuaian diri dengan sikat
gigi baru. Dasarnya mulut udah nyaman sama struktur sikat gigi yang lama, dia
pun protes waktu kenalan sama sikat gigi baru. Bulu sikat gigi baru masih kaku,
jadi menusuk ke sana-sini.
Sambil melamun (dan
merenungi sariawan yang muncul), akupun jadi berpikir "mungkin ini yang
namanya Move On". Seiring dengan terkenalnya istilah galau
maka Move On alias melanjutkan hidup, juga ikut terkenal. Biasanya orang
yang galau, adalah orang yang susah melanjutkan hidup setelah melalui hal yang
berat, misalnya berpisah dengan orang yang disayang.
Baiklah, kuanggap
ini caranya mulutku untuk move on. Dia masih melalui masa berat setelah
kupisahkan dari sikat gigi lama, dan akibatnya dia galau dengan cara muncul
sariawan yang akhirnya membuat enggak napsu makan. Persis seperti orang patah
hati kan?
Bagaimanapun dalam
hidup, kita harus terus move on. Ada hal-hal yang harus dilepas untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik. Mungkin yang harus kita lepas adalah orang
yang kita kasihi, entah bagaimana caranya. Bisa juga itu adalah pekerjaan lama
kita yang kita sudah merasa nyaman, atau mungkin barang-barang kesayangan yang
harus kita relakan,entahlah. Bagaimanapun tidak ada yang mudah dengan yang
namanya penyesuaian dengan hal baru tapi harus dilakukan. Seperti sikat gigi
yang harus diganti setiap tiga bulan sekali, untuk kesehatan. Bisa aja terus pakai yang
lama, tapi fungsinya tidak maksimal dan malah menyebabkan sakit yang lebih
parah. Buat apa diteruskan kalau hanya akan merusak diri?