oh hey.. here we are at page 365 of 365 from the book of 2014.
what chapters did I have in this book?
here's the short summary to sum up!
1. jack-in-the-box
you would never know what was truly inside the box. once a button was pressed, you found out it was a box full of sweet treats, or......... a pandora box.
2. Found and Lost
what was once found, then lost. i was found, then i was lost.
something i found, something i lost.
3. Sisterhood
girls can fake a laugh, but they can't fake their tears.
4. certainly uncertain
hey.. the only thing that is certain is the uncertainty itself.
sadly, as a human, we loathe the uncertainty..something like grains of sands, which will slip through our fingers easily
5. Go Big or Go Home!
after all the one-way-struggle so far, two options remain: Go Big or Go Home.
maybe the 365th of 2015 will reveal the answer......
Happy New Year 2015
Wednesday, December 31, 2014
Tuesday, November 25, 2014
Guru itu bukan profesi
Guru bukan sebuah profesi!
Sebutannya saja pahlawan tanpa tanda jasa,
Penghargaan apa yang diharapkan?
Sekitar lebih dari 2 tahun yang lalu, aku adalah guru
Kecintaan kepada anak – anak, kesukaan untuk mengajar, kenapa tidak digabungkan saja?
Pemikiran awal mungkin hanya semudah itu.
Sekitar 1,5 tahun menjadi guru, ada beberapa hal yang kusadari:
Menjadi guru itu bukan mengajarkan materi ilmiah yang tertulisdi buku, melainkan mengajarkan pola berpikir mengapa sesuatu terjadi.
Menjadi guru itu bukan mengajarkan pelajaran sosial, melainkanmengajarkan bagaimana hidup bersosialisasi..
bagaimana setiap orang menjalankan perannya dan memberi arti dalam hidup.
bagaimana setiap orang menjalankan perannya dan memberi arti dalam hidup.
Menjadi guru itu bukan menunjukkan siapa yang berkuasa, siapa yang harus dipatuhi, melainkan mengajarkan bagaimana hubungan seharusnya terbangun.
Menjadi guru bukan hanya mendidik murid, tapi juga mendidik diri sendiri.
Bagaimana caranya kita bisa berpengaruh, bukan melalui kekuasaan, tapi dari kedekatan personal.
Bagaimana caranya mengajarkan nilai – nilai kehidupan pada murid – murid melalui teladan.
Bagaimana ketulusan hati seorang anak kecil bisa mengajarkan banyak hal yang sudah termanipulasi oleh orang dewasa.
Bagaimana kamu mengartikan maksud seorang anak kecil dari gerak tubuh, dari tawa mereka, dari setiap tangisan mereka karena keterbatasan mereka untuk mengutarakan maksud mereka selain melalui ekspresi nonverbal mereka.
Mungkin ketika ditanya, “Apa sih yang kamu dapatkan waktumenjadi guru?”
Ada jawaban yang menurut saya paling utama: diingat oleh murid..sesederhana itu, dan seberharga itu.
Bisa dibilang menjadi guru bukan pilihan…
Menjadi guru itu panggilan
Guru itu bukan sekedar profesi, melainkan sikap hati.
Once you’re a teacher.. you are forever a teacher deep down in your heart.
Selamat Hari Guru Nasional 2014 – 25 November 2014.
Monday, October 27, 2014
Two Sided - Sword
Memang benar, segala sesuatu pasti akan berujung pada sebuah penyelesaian.
tapi kalau kamu mau tau bagaimana kualitas seseorang,
lihat dari bagaimana caranya menyelesaikan apa yang perlu diselesaikan.
terlepas apakah yang perlu diselesaikan adalah tanggung jawab yang diembannya, atau kesalahan yang dibuatnya.
ada yang mungkin tampak tidak peduli, namun diam - diam dapat menyelesaikan dengan baik. Ada cara yang mungkin tidak perlu semua orang lihat, tapi ia tahu pasti bagaimana cara yang ia ambil dapat berujung pada sebuah penyelesaian yang jelas. sayangnya, tipe seperti ini mungkin susah ditemukan, karena umumnya yang tampaknya tidak peduli ternyata memang benar tidak peduli.
Ada yang awalnya tampak seperti seseorang yang main - main belaka, namun ternyata justru ia lebih berani daripada seseorang yang tampak seperti bersungguh - sungguh sejak awal. Ia dapat mengungkapkan apa yang ada menjadi keputusannya, namun terkadang apa yang diputuskannya bukanlah hal yang mudah bagi pihak - pihak yang berkepentingan.
ada yang mungkin tampak lemah, disepelekan, voiceless, namun ternyata suaranya lebih lantang dari apapun.
dengan gagah ia menghampiri tantangan tersebut, dan menyelesaikannya dengan jelas. ia tahu di mana ia harus berdiri dan menentukan sikapnya.
Ada yang tampaknya begitu banyak berwacana, namun saat "meja digebrak", tidak ada sepatah katapun yang keluar dan memilih untuk mengalihkan permasalahan, berharap dengan adanya pengalihan, maka permasalahan lama dapat dianggap selesai begitu saja.
Ada yang mungkin seperti mau untuk menyelesaikan, namun berujung pada "let's see where it leads me into". Hasil akhirnya? berharap segala sesuatu mengalir dengan tenang menuju tempatnya masing - masing.
Berapa lama? tidak tahu. ia akan berlindung dibalik dalih waktu. Dengan harapan bila waktunya datang, maka penyelesaian akan muncul dengan sendirinya.
Kalau ditanya, saya termasuk yang mana, hanya satu yang saya tahu, saya tidak suka sesuatu yang terlalu berlarut - larut dan bertele-tele tanpa kepastian.
Ketahuilah bahwa caramu menyelesaikan sesuatu bagaikan pedang bermata dua namun dengan efek yang berbeda bagi tiap-tiap individu yang terlibat.
bisa jadi menyakitkan bagi dirimu sendiri dan orang lain. Tidak menyenangkan, tapi mungkin cukup adil bagi semuanya.
bisa jadi menyakitkan bagi dirimu sendiri, namun baik bagi orang lain. Berkesan mulia, namun saya cukup yakin hanya sedikit populasi yang menganut paham ini bagai tayangan-tayangan di layar kaca dan novel. Penggambaran ini mungkin lebih cocok untuk penggambaran tentang kasih sayang orang tua kepada anak. Saya percaya bahwa kasih mereka tulus, tidak egois.
yang terakhir adalah alternatif yang semua orang pasti familiar. Cukup egois, namun sering terjadi. menyenangkan bagi dirimu, namun berat bagi orang lain.
Kamu dapat meredam kemarahan, namun kamu tidak dapat mengobati kekecewaan.
Kamu dapat menghibur wajah yang sedih, namun kamu tidak dapat mengembalikan kepercayaan.
Kamu dapat tertawa bersama, namun kamu tidak dapat memulihkan hubungan yang telah rusak.
Kembali lagi pada pertanyaan, saya termasuk yang mana?
saya rasa yang dapat menjawabnya dengan tepat adalah orang - orang yang saya bahagiakan dan orang - orang yang saya kecewakan.
tapi kalau kamu mau tau bagaimana kualitas seseorang,
lihat dari bagaimana caranya menyelesaikan apa yang perlu diselesaikan.
terlepas apakah yang perlu diselesaikan adalah tanggung jawab yang diembannya, atau kesalahan yang dibuatnya.
ada yang mungkin tampak tidak peduli, namun diam - diam dapat menyelesaikan dengan baik. Ada cara yang mungkin tidak perlu semua orang lihat, tapi ia tahu pasti bagaimana cara yang ia ambil dapat berujung pada sebuah penyelesaian yang jelas. sayangnya, tipe seperti ini mungkin susah ditemukan, karena umumnya yang tampaknya tidak peduli ternyata memang benar tidak peduli.
Ada yang awalnya tampak seperti seseorang yang main - main belaka, namun ternyata justru ia lebih berani daripada seseorang yang tampak seperti bersungguh - sungguh sejak awal. Ia dapat mengungkapkan apa yang ada menjadi keputusannya, namun terkadang apa yang diputuskannya bukanlah hal yang mudah bagi pihak - pihak yang berkepentingan.
ada yang mungkin tampak lemah, disepelekan, voiceless, namun ternyata suaranya lebih lantang dari apapun.
dengan gagah ia menghampiri tantangan tersebut, dan menyelesaikannya dengan jelas. ia tahu di mana ia harus berdiri dan menentukan sikapnya.
Ada yang tampaknya begitu banyak berwacana, namun saat "meja digebrak", tidak ada sepatah katapun yang keluar dan memilih untuk mengalihkan permasalahan, berharap dengan adanya pengalihan, maka permasalahan lama dapat dianggap selesai begitu saja.
Ada yang mungkin seperti mau untuk menyelesaikan, namun berujung pada "let's see where it leads me into". Hasil akhirnya? berharap segala sesuatu mengalir dengan tenang menuju tempatnya masing - masing.
Berapa lama? tidak tahu. ia akan berlindung dibalik dalih waktu. Dengan harapan bila waktunya datang, maka penyelesaian akan muncul dengan sendirinya.
Kalau ditanya, saya termasuk yang mana, hanya satu yang saya tahu, saya tidak suka sesuatu yang terlalu berlarut - larut dan bertele-tele tanpa kepastian.
Ketahuilah bahwa caramu menyelesaikan sesuatu bagaikan pedang bermata dua namun dengan efek yang berbeda bagi tiap-tiap individu yang terlibat.
bisa jadi menyakitkan bagi dirimu sendiri dan orang lain. Tidak menyenangkan, tapi mungkin cukup adil bagi semuanya.
bisa jadi menyakitkan bagi dirimu sendiri, namun baik bagi orang lain. Berkesan mulia, namun saya cukup yakin hanya sedikit populasi yang menganut paham ini bagai tayangan-tayangan di layar kaca dan novel. Penggambaran ini mungkin lebih cocok untuk penggambaran tentang kasih sayang orang tua kepada anak. Saya percaya bahwa kasih mereka tulus, tidak egois.
yang terakhir adalah alternatif yang semua orang pasti familiar. Cukup egois, namun sering terjadi. menyenangkan bagi dirimu, namun berat bagi orang lain.
Kamu dapat meredam kemarahan, namun kamu tidak dapat mengobati kekecewaan.
Kamu dapat menghibur wajah yang sedih, namun kamu tidak dapat mengembalikan kepercayaan.
Kamu dapat tertawa bersama, namun kamu tidak dapat memulihkan hubungan yang telah rusak.
Kembali lagi pada pertanyaan, saya termasuk yang mana?
saya rasa yang dapat menjawabnya dengan tepat adalah orang - orang yang saya bahagiakan dan orang - orang yang saya kecewakan.
Subscribe to:
Posts (Atom)