Pages

Tuesday, January 19, 2010

nanti ngapain ya?

waktu kecil kita mungkin sering mengucapkan kata - kata "kalo udah besar nanti, aku mau jadi pilot!", "aku mau jadi presiden", dan banyak cita - cita lain. saat akhirnya kita sudah besar terus gimana?

Minggu 17 Januari 2010

Aku and temen - temen gereja ngadain bakti sosial. ngapain aja? macem - macem, ada yang ke panti asuhan, ada yang ke rumah sakit, trus aku sama sebagian temen sepakat ngadain pemeriksaan gratis.
ada apa aja pengobatan gratisnya? ada periksa tekanan darah, and pengecekan kesehatan tergantung keluhan. habis diperiksa, ada obat - obat yang bisa ditebus sesuai "resep" dari dokter. free.

dimanakah posisiku dlm baksos (bakti sosial) itu?
aha.. aq memutuskan ambil posisi dibagian pendaftaran. Wuuts, bukan tanpa alasan. inilah latar belakang pengambilan keputusan:
1. tugas pendaftaran lumayan "bisa ditangani" daripada aku kebagian bagian pengambilan obat (yang menurutku, aku takut salah kasi obat. bisa panjang ceritanya)
2. kl di pendaftaran, nggak seberapa capek. duduk, nyatet, tanya keluhan apa, salurkan ke dokter.
3. ada bagian yang seharusnya 'beramah - tamah" sama pasien. nah menghindari "mati gaya" karena kehabisan topik, aku ga mau ambil posisi itu
alhasil: aku resmi di bagian pendaftaran. tugas: tanya nama, usia, keluhannya apa.

bagian pendaftaran awalnya ada 3 orang. Hal yang perlu diketahui, stand dokter cuma 1. jadi habis daftar, orang harus antri satu persatu untuk diperiksa. Satu persatu pasien mulai dateng. awalnya yang daftar masih sedikit - sedikit. jadi dari 3 orang pendaftaran, kadang yang sibuk cuma 1.

menit - menit berlalu....
pasien - pasien lain mulai dateng. penuhlah antrian di luar. meja pendaftaran di dalem pun penuh, alias mejaku sendiri.

jadi begini, orang masuk ke dalem, daftar di salah seorang bagian pendaftaran, trs salurkan ke dokter. berhubung stand dokter cuma 1, otomatis...yang udah selesai urusan administrasi sama aku pun harus nungguin di stand - stand pendaftaran, salah satunya stand ku.

habis nyatet nama, usia, keluhan..trus aku mikir , "ngobrol apa lagi ini? mana stand dokter masih lama periksanya.. masak ni diem - dieman?"
menit - menit pertama.... siiiiingggg....krik krik krik... kehabisan kata
"mau ngobrol apa ini..masak cuma liat - liatan sambil senyum - senyum sama pasien?"
akhirnya puter otak, cari topik sampe nemu.. mulai tanya keluhannya dari kapan, kok bisa tiba - tiba sakit di sana, dan laen - laen. Resep supaya bisa ngobrol terus adalah, cari topik apa yang mereka paling suka bahas. Berhubung yang dateng kemaren kebanyakan sudah berkeluarga, mereka suka cerita tentang anaknya, malah ada yang suka cerita tentang cucunya juga.

ada beberapa pasien yang masih berkesan di kepalaku.
1. seorang kakek, inisial J, 75 th. Berkacamata dengan postur tubuh yang kurus banget, dia dateng sambil bawa gelas air mineral kosong (yang aku sendiri nggak tau untuk apa). Waktu itu dia dateng pake celana pendek, baju dengan warna yang sudah memudar, topi warna merah dengan bolong dan sobekan yang kentara di pinggirannya. Singkat cerita, dia cerita kalau sekarang dia tinggal sama cucunya. Proses administrasi hingga "sesi curhat" ini nggak bisa dibilang gampang juga, karena daya pendengaran kakek J juga sudah berkurang. "Saya ini sekarang nggak ngapa - ngapain mbak, bisa apa saya. sudah nggak kuat. paling cuma bisa duduk di rumah. Ya sekarang cuma bergantung sama cucu," ujar kakek J.
hei, tau nggak temen - temen, kakek J ni dulu anggota tentara lho. Di balik tubuh tuanya, kalo ngomong dia masih tegas.

2. lagi - lagi seorang kakek, inisial S, usia sekitar 55th atau mungkin lebih. entahlah, aku lupa. berbadan tambun, murah senyum, masih bertugas sebagai security. Tinggal sama anaknya yang paling kecil. Selain tugas sebagai security, dia ternyata ada usaha permak baju 'n celana.
"Pak, kalo jahit, Bapak yang kerjain sendiri?" tanyaku.
"iya mbak, siapa lagi yang kerja hehe... ya saya nggak jahit yang sulit - sulit. paling cuma permak celana, ganti sleting (mungkin ini cara dia menyebutkan retsleting)," jawab kakek S. tidak lupa, senyum dan tawa rendah selalu memgakhiri setiap kalimatnya. Tidak susah untuk terlibat dalam pembicaraan yang panjang sama kakek S. dia suka cerita tentang kegiatannya.

Apa yang aku dapet dari dua kakek ini?
Aku masih membayangkan kakek J dulu adalah seorang tentara, dengan posturnya yang gagah. Penampilannya pasti keren. Tapi saat akhirnya usia tua dateng ke kita, apa yang bisa kita lakukan sama semua "keindahan luar" itu? kegagahan sudah habis, badan tegap sudah termakan usia, setiap pujian sudah berakhir. Hal yang bisa menjadi kebanggannya saat ini hanya cucunya, yang setia merawat dia.

kakek S, usianya kurang lebih adalah usia pensiun. apa yang dia lakukan? justru melakukan 2 pekerjaan sekaligus untuk bertahan hidup. security: membutuhkan stamina. penjahit: membutuhkan kejelian mata. syarat - syarat ini seharusnya bukan hal yang mudahbagi kakek S. untuk orang dengan seusia dia, mungkin sebaiknya dia banyak istirahat. dari hasil aku ngobrol sama kakek S, kalo dihitung - hitung, jam istirahatnya dia nggak banyak lho. dalam sekali dinas security dia perlu 8 jam. belum lagi kalo dia masih ada tanggungan jahit. "ya saya kalo istirahat paling ya cuma beberapa jam aja mbak," terang kakek S.

***

saat kecil kita berkata ingin menjadi berbagai macam profesi, tapi saat kita sudah besar, saat nya kita kembali menjadi "anak - anak" dan bertanya "nanti kalau sudah tua, aku mau ngapain ya? apa yang bisa aku lakukan sekarang untuk bekal aku tua nanti?"

Bagaimanapun waktu akan terus berjalan. tidak ada yang abadi di dunia, selain perubahan itu sendiri :)

2 comments:

Joned Rahadian said...

Kakek berinisial J, apakah itu Joned?
Wkwkwkkw....

Anyway, good blog!

Natasha said...

huahahaha...kakeeek, aku udah sulit2 merahasiakan identitasmu, kenapa km skr buka kedok?