Pages

Sunday, February 28, 2010

my house. what about yours?



"wuah, rumah ini besar ma.. sayang nggak dirawat"
kalimat itu yang muncul pertama kali ke mamaku waktu kami berdua lewat depan sebuah rumah kuno, naek mobil.
sangking kuno nya dan bener - bener nggak dirawat, rumah itu udah kayak hutan
dari luar keliatan sulur - sulur tanaman rambat keluar dari jendela n pintunya.
rumput - rumput di sana udah nggak bisa dibilang rumput kalo menurutku.
lebih baik disebut ilalang aja..tingginya astaganaga.
padahal kalo diliat - liat rumahnya besar lho, pas di tikungan posisinya.

Sebuah rumah, bisa dibilang mahal ato nggak, memang sih pertama keliatan dari luarnya. misalnya, seberapa besar? rumahnya masih bagus nggak kondisinya? tapi aku juga bisa bilang kalo interior juga menentukan. jangan - jangan rumahnya kecil, tapi interior dalemnya diukir sama seniman terkenal, ato perabotannya yang oke punya. Bisa juga jangan - jangan rumahnya besar, keliatannya mewah, tp ternyata dalemnya kosong.

kali ini aku pengen mengibaratkan diriku sebagai sebuah rumah:
kalo ditanya ukuran rumahnya seberapa, aku mau bilang ukurannya termasuk rumah yang besar. tingkat ga? enggak ah. capek naek turun. jd melebar aja. (oke, kl ini ga ada hubungannya).
kok bisa besar? iya, soalnya ada baanyaaak ruangan di dalemnya
tiap ruangan, punya cerita masing - masing. ada ruang "kuliah", ada ruang "keluarga", ada ruang "love life", ada ruang "senang", "sedih", "bersenang - senang", and banyak ruangan laen.

kalo berdasarkan susunannya, mm.. paling depan pasti pintu masuk dulu. habis pintu masuk, ada ruang tamu. standard. baru habis gitu ada macem - macem ruangan.
semakin ke dalem, ruangan - ruangannya semakin menyangkut hal - hal yang pribadi dan semakin terlihat bagaimana keadaaan seutuhnya dari rumah itu.
nggak jauh dari pintu masuk, ada pintu keluar.

aku memegang kunci dari rumah ini. siapapun boleh sekedar lewat di depan rumah ini. mungkin ada juga orang yang pengen mampir.. nggak masalah, siapapun boleh mampir.
bukan hal yang sulit buat aku mempersilahkan siapapun untuk masuk pekarangan rumahku, bahkan sampai ke pintu masuk. siapapun boleh duduk di ruang tamuku. aku dengan senang hati menerima dan mempersilahkan duduk. dengan senang hati aku bakal nemenin ngobrol..setelah itu? pilihannya ada 2. aq akan mempersilahkan tamu itu untuk masuk lebih dalem, ato..silahkan ke pintu keluar.

siapapun punya akses untuk masuk kerumahku. siapapun boleh maen - maen ke rumahku. rumahku bukan rumah yang cuma boleh didatangi orang tertentu. tapi....
sekalipun orang itu pernah masuk ke rumahku, bukan berarti dia punya akses kemanapun yang dia mau.
ada yang mungkin cuma dapet akses ke 1 ruangan.
ada yang mungkin hanya dapet akses masuk ke beberapa ruang tapi hanya ruangan di bagian depan.
hanya beberapa orang yang bener - bener punya akses ke ruang manapun di dalamnya.
the worst is, sorry.. you might just got the "entrance" n "exit".

salah seorang teman yang bilang kalo rumah miliknya adalah rumah yang tidak mudah menerima orang. tapi saat dia bisa mempersilahkan orang itu masuk, si tamu itu pun bebas melakukan apapun dan bisa memasuki ruang manapun.

yup, rumahku memang punya banyak ruangan. kalo ditanya, rumahnya mahal ga? wuttzz... jelas mahal. aq bilang mahal bukan karena ukurannya yang besar, tapi mahal karena aq punya orang - orang yg aku sayangi untuk memasuki ruang - ruang hidupku.
aq nggak mau rumahku cuma sekedar mahal dari luar, tapi dalemnya kosong. ato rumah yang dalemnya mahal, tapi luarnya bahkan tak tersentuh dan terkesan dingin.
aq juga nggak mau jadi rumah besar, kosong, yang bahkan nggak ada satupun yang menghuni dan merawat.

so, how's your house?

No comments: